Bagikan:

JAKARTA – Keputusan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani yang membubarkan klub motor gede (moge) Blasting Rijder di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) ternyata sempat mendapat keberatan dari anggotanya.

Hal itu dia sampaikan dalam bincang perekonomian bersama konglomerat Chairul Tanjung di Jakarta, hari ini.

“Saya ingin sedikit rileks bu. Ya sudahlah, rileksnya sekarang tidak usah naik motor gede. Jalan kaki saja bersama saya di senayan dan bisa makan bubur ayam, itu sehat,” kata dia pada Selasa, 28 Februari menirukan dialog dengan anggota klub moge DJP.

Menurut Menkeu, mengendarai atau memiliki motor besar cenderung memberi perspektif negatif terhadap kinerja yang telah dibangun. Oleh karena itu, bendahara negara mendorong jajarannya untuk mengedepankan integritas sekaligus sikap empati dan simpati kepada masyarakat .

“Kalau anda kelihatan mewah malah rakyat akan marah dan membuat posisi anda menjadi defensive,” tutur dia.

Dalam pemberitaan redaksi sebelumnya, disebutkan bahwa Menkeu Sri Mulyani menginstruksikan Dirjen Pajak Suryo Utomo untuk membubarkan klub motor Blasting Rijder DJP. Dia beralasan gaya hidup papan atas bisa menimbulkan kecurigaan mengenai sumber kekayaan para pegawai.

“Bahkan apabila moge tersebut diperoleh dan dibeli dengan uang halal dan gaji resmi, mengendarai dan memamerkan moge bagi pejabat atau pegawai pajak dan Kemenkeu telah melanggar azas kepatutan dan kepantasan publik,” ungkap dia.