Bagikan:

JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menindaklanjuti insiden karamnya kapal tanker yang menumpahkan 4.595 metrik ton aspal mentah di perairan Nias, Sumatera Utara.

Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Adin Nurawaluddin mengatakan tumpahan aspal itu berasal kandasnya Kapal MT AASHI sejak 11 Februari 2023.

“Kami telah melakukan pengumpulan bahan dan keterangan di lapangan, termasuk pemeriksaan dan klarifikasi kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab,” ujarnya dalam pernyataan pers yang disiarkan laman resmi hari ini, Senin, 27 Februari.

Adin menjelaskan, Kapal MT AASHI karam akibat cuaca buruk dan kemudian terjadi kebocoran pada bagian lambung.

“Saat ini kondisi kapal kini tenggelam 70 persen,” tuturnya.

Menurut Adin, hasil pemantauan dan pengamatan menunjukkan gumpalan aspal mentah ditemukan di wilayah perairan pulau Nias dalam radius kurang lebih di 5,6 mil laut dan yang terjauh 15,5 mil laut ke arah selatan.

“KKP akan segera berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait penanganan clean up limbah aspal. Kami juga sudah menunjuk tim ahli untuk menganalisa kerusakan lingkungan dan menghitung kerugian ekonomi,” tegas dia.

Aidin menginformasikan jika pemilik representative Kapal MT AASHI telah menyatakan siap bertanggung jawab dan bersedia mengikuti tahapan yang diambil pemerintah.

“Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 28 Tahun 2020 tentang tata Cara Penyelesaian Sengketa Dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, ada mekanisme pemberian ganti rugi kepada masyarakat terdampak. Nanti tim ahli yang akan menghitung hal tersebut,” jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono telah memerintahkan jajaran untuk memastikan wilayah perairan melalui lima program strategis ekonomi biru untuk mewujudkan laut sehat Indonesia sejahtera.