JAKARTA - Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan meminta agar investor dapat membangun hotel di wilayah kawasan Danau Toba. Namun, ia meminta agar tidak ada bangunan hotel bintang 3. Menurut Luhut, larangan pembangunan hotel bintang 3 ini agar para pengusaha homestay dapat tetap bergeliat.
Merespons hal tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, ajakan Menko Marves tersebut memfokuskan terlebih dahulu terhadap pembangunan hotel bintang 5.
Sebab, hotel bintang 3 di kawasan Danau Toba pasarnya sudah tersedia dan terkelola. "Ajakan dari pak Luhut ini adalah menfokuskan dulu di bintang 5, nih, karena kalau di bintang 3 ini sudah tersedia beberapa hotel yang sudah berdiri dan beroperasi, tetapi yang bintang 5 belum. Jadi, fokus kami sekarang untuk bintang 5," kata Sandiaga dalam acara "The Weekly Brief with Sandi Uno", Senin, 27 Februari.
Sandiaga menyebut, per hari ini belum ada hotel bintang 5 berkelas internasional di kawasan Danau Toba, dan hal ini sempat dipertanyakan oleh para peserta F1 Powerboat.
"Kami membutuhkan akomodasi yang lebih tersedia di Danau Toba, apalagi kalau ingin menggagas event-event berskala internasional. Hotel bintang 5 menjadi suatu keharusan," ujar dia.
BACA JUGA:
Namun, kata Sandiaga, homestay di Danau Toba yang ditawarkan per malamnya Rp350 ribu juga harus ditingkatkan kualitasnya, sehingga para tamu yang berkunjung tetap bisa merasakan tingkat layanan yang lebih baik ke depannya.
"Kami akan terus berkoordinasi, tetapi jelas dibutuhkan hotel berstandar internasional di kawasan Danau Toba, termasuk juga live on board. Ada beberapa live on board yang kami dorong untuk segera beroperasi, karena ini bisa mengatasi kelangkaan jumlah kamar (seperti) di Labuan Bajo," imbuhnya.