Bagikan:

YOGYAKARTA – Dalam investasi saham, para investor pemula cenderung bermain aman dengan membeli saham first liner di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berbeda dengan saham second liner dan third liner, saham first liner termasuk kategori saham unggulan karena dihuni oleh emiten blue chip.

Lantas, apa itu saham first liner? apa bedanya dengan saham second liner dan third liner? Artikel berikut ini akan mengupas tentang saham first liner di BEI beserta perbedaannya dengan saham second liner dan third liner.

Apa Itu Saham First Liner?

Dikutip VOI dari laman IDX Channel, kategori saham berdasarkan lapisannya diklasifikasikan ke dalam tiga level, antara lain first liner, second liner, dan third liner.

Setiap level saham memiliki karakteristik yang berbeda dan bisa menjadi referensi bagi investor untuk menyesuaikan dengan profil risiko dari investasi mereka.

Perlu diketahui, istilah first liner, second liner, dan third liner bukan berasal dari BEI. Akan tetapi sebutan yang kerap digunakan di kalangan investor.  

Saham first liner adalah saham unggulan di BEI yang dihuni oleh emiten-emiten kategori blue chip. Saham yang masuk kategori ini memiliki volume dan kapitalisasi pasar yang besar, yakni di atas Rp10 triliun.

Selain itu, saham lapis satu juga rajin membagikan dividen setiap tahunnya secara rutin. 

Saham-saham yang masuk dalam kategori first liner biasanya identik dengan emiten yang masuk dalam indeks LQ45 yang telah ditetapkan BEI.

Saham first liner dapat menjadi pilihan yang tepat dalam berinvestasi. Pasalnya, sebagian besar saham blue chip memiliki likuiditas yang bagus.

Meski begitu, saham first liner tidak direkomendasikan untuk trader (investor yang memperjualbelikan instrumen investasi dalam waktu singkat), karena saham ini ini memiliki tingkat fluktuasi yang rendah.

Perbedaan Saham  First Liner dengan Second Liner dan Third Liner

Ilustrasi pasar saham
Ilustrasi pasar saham (Foto: Dok. Antara)

Jika saham first liner dihuni oleh emiten-emiten blue chip, saham second liner adalah saham lapis kedua yang berasal dari perusahaan menengah-besar.

Saham yang masuk dalam kategori second liner memiliki kapitalisasi pasar medium, yakni di angka Rp500 miliar hingga Rp10 triliun.

Harga saham lapis kedua cenderung lebih fluktuatif ketimbang saham-saham emiten blue chip. Hal ini terjadi karena tingkat kapitalisasi pasarnya lebih rendah. Meski begitu, saham second liner masih terbilang cukup likuid.

Saham second liner lebih disukai trader karena lebih fluktuatif untuk melakukan trading, baik swing maupun super trading. Selain itu, harga saham kategori ini juga lebih murah ketimbang saham blue chip yang masuk kategori first liner.

Sementara, saham third liner merupakan saham yang kapitalisasi pasarnya di bawah Rp500 miliar. Para investor menyebut saham di kategori ini sebagai saham gorengan.

Karena kapitalisasi pasarnya rendah, pergerakan harga saham di kategori ini juga sangat fluktuatif. Bahkan, hanya dengan transaksi Rp1 miliar, harga saham di kategori third liner ini bisa bergerak tak secara liar.

Saham yang masuk dalam kategori ini cenderung dihindari oleh para investor. Saham third liner biasanya diburu oleh trader yang memiliki tingkat toleransi risiko tinggi dan agresif.

Demikian informasi tentang saham first liner beserta perbedaannya dengan saham second liner dan third liner. Apa itu saham first liner? Saham first liner adalah saham unggulan yang dihuni oleh emiten blue chip.