Estimasi Garuda: Ongkos Pesawat Haji Capai Rp33 Juta per Orang
Ilustrasi Garuda Indonesia (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) membeberkan estimasi perhitungan biaya yang dibayarkan untuk jasa penerbangan pesawat ke Tanah Suci. Setelah semua komponen dihitung, totalnya mencapai Rp33 juta per orang.

Direktur Layanan dan Niaga Garuda Indonesia, Ade R Susardi mengatakan bahwa biaya tersebut sudah termasuk dengan biaya layanan maskapai, ditambah biaya airport building charge dan passenger charge (PSC).

Termasuk, sambung Ade, margin sebesar 2,5 persen dari total biaya penerbangan. Namun, angka ini masih mengacu pada tahun sebelumnya.

“Jadi kita hitung direct dan indirect cost sekitar Rp31.431.353 ditambah dengan airport bullding service dan PSC charge sekitar Rp1.191.253. Totalnya sekitar Rp32.622.606. Kemudian margin sekitar 2,5 persen, jadi sekitar Rp33.438.171,” katanya dalam rapat kerja dengan Panja Biaya Haji DPR, Kamis, 9 Februari.

Kata Ade, Kementerian Agama memberikan kesempatan maskapai untuk mendapatkan margin maksimal 3 persen. Namun, Ade menekankan bahwa besaran biaya ongkos ini baru sebatas estimasi hitung-hitungan Garuda.

“Sekali lagi ini harga yang masih belum confirm. Karena kita punya asumsi-asumsi tadi jadi penetapan margin dari Kemenag ditentukan maksimum 3 persen dari total biaya penerbangan,” jelasnya.

Ade mengatakan bahwa biaya layanan maskapai terdiri dari biaya langsung dan tidak langsung. Dimana biaya langsung totalnya mencapai Rp29,3 juta dan biaya tidak langsung yakni RP2,09 juta.

Lebih lanjut, Ade mengatakan bahwa biaya terbesar dari seluruh komponen biaya yang berhubungan langsung dengan operasional pesawat (direct operating cost) adalah avtur atau bahan bakar. Saat ini biaya avtur mencapai 40,2 persen dari total biaya langsung Rp29,3 juta.

Sementara sisanya yakni biaya leasing pesawat, biaya kebandarudaraan, biaya jasa navigasi, biaya jasa ground handling pesawat, biaya jasa catering atau penyedia makanan selama penerbangan.

Lalu biaya kru, dan juga biaya penjemputan jemaah dari asrama haji ke bandara.

“Memang komponen terbesar di direct cost kita kalau mau di-breakdown adalah harga minyak (avtur) sekitar 40,2 persen,” jelasnya.

Sedangkan, kata Ade, biaya tidak langsung atau direct cost mulai dari biaya penyediaan kru darat yang akan stand by di bandara, pelatihan kru, asuransi penerbangan jemaah, hingga biaya lain-lain. Termasuk biaya penyedia koper dan pengiriman barang ke Kantor Wilayah Asrama Haji.