Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir angkat bicara soal evaluasi biaya transportasi haji oleh Garuda Indonesia. Kata dia, pihaknya akan mendorong penekanan ongkos haji sebisa mungkin.

“Pada intinya kita pasti Kementerian BUMN mendorong selama kita bisa membantu para masyarakat naik haji,” katanya kepada wartawan, ditulis Selasa, 14 Februari.

Namun, Erick juga menyinggung soal payung hukum yang menuliskan jangan ada penugasan kepada Garuda Indonesia yang menyebabkan kerugian.

“BUMN membantu, kita terbuka kok tapi konteksnya B to B. Jangan sampai disalahkan kalau ada apa-apa lagi. Jangan sampai Garuda yang baru direstrukturisasi ada penugasan lagi, nah sakit lagi. Itu konteksnya itu, jadi selama ini B to B,” ucapnya.

Menurut Erick, ongkos haji bisa ditekan salah satu caranya dengan penurunan biaya bahan bakar atau avtur pesawat.

Kata Erick, biaya avtur ini bisa saja diberikan kompensasi.

“Harga avtur itu bisa juga dibantu kompensasi misalnya, contoh apakah dari porsi SKK Migas itu kan ada pajaknya apa saya lupa. Itu kan mengurangi harga avtur tapi ini kembali baru pemikiran,” tuturnya.

Sebelumnya, anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade meminta segera menghitung ulang biaya transportasi haji yang ditawarkan Garuda Indonesia.

Usulan ini disampaikan Andre Rosiade dalam rapat kerja Komisi VI DPR dengan Menteri BUMN Erick Thohir, Senin, 13 Februari.

Permintaan tersebut, kata Andre, sebagai respons Partai Gerindra atas wacana kenaikan komponen biaya haji tahun 2023 yang harus ditanggung jamaah.

“Sebagai anggota Komisi VI dari Fraksi Gerindra, karena ini instruksi ketua fraksi kami untuk menyampaikan kepada Pak Menteri sabagai pembinan Garuda untuk menghitung ulang, mengevaluasi ulang dan mengkaji ulang biaya ongkos transportasi haji yang ditawarkan Garuda. Agar meringankan jamaah haji,” ujar Andre.

“Agar umat Islam yang 70 persen sulit itu, yang menabung rupiah demi rupiah puluhan tahun, bisa berangkat haji,” sambungnya.

Estimasi Hitungan Garuda, Ongkos Haji Rp33 Juta per Orang

PT Garuda Indonesia (Perseo) Tbk membeberkan estimasi perhitungan biaya yang dibayarkan untuk jasa penerbangan pesawat ke Tanah Suci.

Setelah semua komponen dihitung, totalnya mencapai Rp33 juta per orang.

Direktur Layanan dan Niaga Garuda Indonesia, Ade R Susardi mengatakan, biaya tersebut sudah termasuk dengan biaya layanan maskapai, ditambah biaya airport building charge dan passenger charge (PSC).

Termasuk, sambung Ade, margin sebesar 2,5 persen dari total biaya penerbangan. Namun, angka ini masih mengacu pada tahun sebelumnya.

“Jadi kita hitung direct dan indirect cost sekitar Rp31.431.353 ditambah dengan airport bullding service dan PSC charge sekitar Rp1.191.253. Totalnya sekitar Rp32.622.606. Kemudian margin sekitar 2,5 persen, jadi sekitar Rp33.438.171,” katanya dalam rapat kerja dengan Panja Biaya Haji DPR, Kamis, 9 Februari.

Kata Ade, Kementerian Agama memberikan kesempatan maskapai untuk mendapatkan margin maksimal 3 persen.

Namun, Ade menekankan, besaran biaya ongkos ini baru sebatas estimasi hitung-hitungan Garuda.

“Sekali lagi ini harga yang masih belum confirm. Karena kita punya asumsi-asumsi tadi jadi penetapan margin dari Kemenag ditentukan maksimum 3 persen dari total biaya penerbangan,” jelasnya.