JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan pertemuan dengan Badan Penyelenggaraan Haji.
Dalam peretemuan tersebut tercetus ide Garuda Indonesia menjadi agregator penerbangan haji.
Adapun pertemuan tersebut dilakukan Kepala BP Haji Muhammad Irfan Yusuf (tengah) dan Wakil BP Haji Dahnil Anzar.
Dalam rapat tersebut juga hadir Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani.
Lebih lanjut, Erick mengatakan, ide tersebut ide tersebut berangkat dari masalah kekurangan armada untuk penerbangan pada musim haji.
“Nomor satu tadi untuk Garuda tadi kita mappingin dulu situasi pesawat yang ada fasilitas yang dimiliki dan lain-lain, siapa tahu kita bisa jadikan agregator antara Garuda dan semua penerbangan daripada pihak swasta,” tuturnya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa, 18 November.
“Sehingga kebutuhan jumlah pesawat ini bisa mencukupi khususnya saat musim haji yang tentu dengan jumlah signifikan kita mesti cari solusi,” sambungnya.
Meski begitu, Erick menekankan, pembahasan itu baru sebatas ide dan belum ada keputusan resmi terkait hal tersebut.
“Ini jadi salah satu pemikiran belum bisa jadi keputusan,” tegas Erick.
Ditemui terpisah, Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani mengaku belum ada skema resmi terkait dengan ide tersebut.
Dia bilang, semua mekanisme masih akan dibahas dengan pemangku kepentingan.
“Kita liat nanti mekanismenya. Itu kan baru ide. Idenya dari Kementerian BUMN, skema akan kita bicarakab lebih lanjut,” ucap Wamildan.
BACA JUGA:
Terkait dengan berapa armada yang disiapkan untuk penerbangan haji, Wamildan mengaku masih dalam posisi menunggu kuota jemaah haji yang ditetapkan tahun depan.
Namun, sambung dia, jika mengacu pada jumlah jemaah haji tahun 2024 sebanyak 220.000 maka yang dibutuhkan diangka 14 armada.
Asumsi tersebut jika Garuda Indonesia mendapat jatah membawa separuh jumlah jemaah haji.
“Kalau gambaran aja jemaah 220.000 tahun ini kita bawa separuhnya kurang lebih 14 lagi,” tuturnya.