Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan penyelenggaraan ibadah haji 1444 Hijriah atau 2023 Masehi memberikan pelajaran tentang pentingnya mempersiapkan kesehatan jemaah haji sedini mungkin.

Berdasarkan Data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) mencatat jemaah haji Indonesia yang wafat pada penyelenggaraan haji 2023 sebanyak 774 orang. Angka tersebut menjadi tertinggi dalam 10 tahun terakhir.

"Ini menjadi penting, secara dini harus dipersiapkan sehingga ketika panggilan itu datang jemaah sudah siap lahir batin," kata Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo, di Jakarta, Rabu 1 November, disitat Antara.

Dalam kesempatan sama, Wibowo mengatakan isu kesehatan jemaah menjadi salah satu perhatian Kemenag dalam melakukan persiapan operasional penyelenggaraan ibadah haji 2024.

"Pada penyelenggaraan haji 2024 kita akan mengikhtiarkan haji sehat, nyaman, dan mabrur. Mudzakarah Perhajian yang membahas istithaah atau kemampuan kesehatan menjadi salah satu langkah awal," tuturnya.

Istithaah kesehatan, lanjut Wibowo, menekankan pentingnya kemampuan fisik calon haji. Penerapan istithaah untuk penyelenggaraan tahun depan guna menekan angka kematian saat di Tanah Suci.

"Kita ingin angka kematian jemaah pada tahun depan bisa lebih rendah dibanding tahun 2023," katanya.

Wibowo mengatakan sejumlah langkah akan dipersiapkan Kemenag, salah satunya menumbuhkan kesadaran jemaah akan pentingnya menjaga kesehatan dalam pelaksanaan ibadah haji. Apalagi istithaah kesehatan akan menjadi syarat pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih).

"Jemaah yang diperiksa dan sehat, diminta untuk menjaga kesehatannya dan pada saatnya nanti bisa melakukan pelunasan biaya haji. Jemaah yang diperiksa dan ada sakit, diminta untuk melakukan pemulihan agar bisa melakukan pelunasan," tandasnya.