Garuda Indonesia Bakal 'Bertarung' di Pasar LCC dengan Kedepankan Citilink
Pesawat Garuda Indonesia. (Foto: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk bakal manfaatkan pasar maskapai biaya hemat atau low cost carrier (LCC) dengan mengembangkan anak usahanya Citilink Indonesia. Pasar LCC sendiri di Indonesia cukup menjanjikan apalagi pasca dilanda pandemi COVID-19.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setia Putra mengatakan pasar maskapai biaya hemat merupakan yang paling tinggi peminatnya. Karena itu, pihaknya akan mempercepat pertumbuhan Citilink. Maskapai tersebut memang beroperasi untuk segmen LCC.

"Ke depan tentu saja kita akan lebih percepat pertumbuhan dari Citilink sebagai LCC. Karena memang tidak bisa dipungkiri lebih kencang daripada market kita adalah market LCC," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa, 28 Juni.

Irfan juga mengatakan hal ini sejalan dengan arahan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Menurut Irfan, Garuda juga akan tetap dikembangkan untuk menggarap pasar kelas premium.

"Seperti arahan juga arahan dari Pak Menteri, Pak Wamen, bahwa memang kita akan lebih kembang nanti Citilink walaupun Garuda juga akan tetap dikembangkan," ucapnya.

Terkait dengan rute penerbangan, Irfan mengatakan penambahan rute dan pesawat nantinya akan disesuaikan dengan tujuan Garuda Indonesia yakni menggarap keuntungan atau profitability.

"Kita pastikan penambahan rute pesawat di kemudian hari, harus sesuai dengan tujuan utama kita atau janji utama kita yaitu memastikan profitability. Bila ada kesempatan dan peluang ke depan tentu saja kita akan terus-menerus mengembangkan kewajiban kita untuk membangun accessibility dalam negeri," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan bisnis PT Garuda Indonesia Tbk, ke depannya akan berfokus pada rute domestik, karena sejalan dengan potensi market penerbangan domestik yang sangat potensial. Erick mengaku tak ingin Garuda 'gaya-gayaan' dengan fokus menggarap rute internasional.

"Ya ngapain kita bisnis gaya-gayaan, lebih baik kita memperbaiki domestik kita yang sangat besar marketnya, tetapi luar negerinya sedikit saja itu pun umrah atau haji dan kargo, yang lainnya lebih kepada domestik. Nah jadi untuk masalah ke depannya masih terlalu dini kita fokus hari ini dulu," tuturnya di Gedung Kejaksaan Agung RI, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin, 27 Juni.