Super Air Jet Milik Konglomerat Rusdi Kirana Semakin Melesat, Citilink dan AirAsia Patut Ketar-ketir?
Ilustrasi (Foto: Dok. Super Air Jet)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan penerbangan komersil paling baru di Indonesia, Super Air Jet, diketahui masih terus mengembangkan aktivitas bisnis. Terbaru, airlines kepunyaan konglomerat Rusdi Kirana itu disebutkan bakal menambah layanan operasional dengan membuka rute baru Jakarta-Jambi serta Batam-Pekanbaru.

Mau tidak mau, apa yang dipertontonkan oleh Super Air Jet menjadi sebuah anomali positif di saat maskapai lain sedang mendapatkan tekanan hebat dan berusaha ‘mati-matian’ untuk bertahan hidup di kondisi pandemi.

Sejatinya, Super Air Jet memang terlahir unik. Maskapai ini memanfaatkan pesawat lawas, namun layak, untuk mendapatkan biaya sewa rendah. Alhasil, ongkos operasional berhasil ditekan. Kabar baiknya, strategi ini mendorong harga jual tiket pesawat jadi murah. Faktor ini pula yang membuat Super Air Jet memilih segmen low cost carrier (LCC).

Pasar bongsor LCC di Tanah Air memang cukup menggiurkan dan penuh tantangan. Namun progres yang ditunjukan oleh Super Air Jet bisa jadi ancaman tersendiri bagi pemain lama, seperti Citilink dan AirAsia. Pertanyaannya, perlukah mereka khawatir bakal digerus oleh gurita bisnis konglomerat Rusdi Kirana ini?

Tidak ada yang tahu pasti hal tersebut. Akan tetapi, indikasi kinerja bisnis dapat menjadi gambaran bagaimana kedua airlines itu bekerja di masa pandemi saat ini.

Pertama, Citilink. Entitas anak dari PT Garuda Indonesia Tbk itu merupakan sayap usaha dari national flag carrier untuk menggarap segmen penumpang LCC. Sudah menjadi rahasia umum jika induk dari Citilink kini sedang dalam kondisi “tidak baik-baik saja”. Beban utang yang menumpuk ditengarai menjadi sumber permasalahan kinerja keuangan.

Meski demikian Citilink masih mampu menunjukan hasil yang cukup apik. Mengutip laporan di laman resmi, jumlah penumpang maskapai berkode penerbangan QG tersebut sebanyak 5,3 juta orang hingga September 2021.

Jumlah itu naik 34,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebanyak 3,9 juta orang. Adapun, jumlah pesawat yang dikuasai Citilink tercatat sebanyak 68 unit dengan rata-rata usia 8,89 tahun. Lalu, jumlah rute yang dilayani Citilink sebanyak 100 rute ke 47 destinasi hingga 2020.

Sementara untuk AirAsia, pada awal bulan ini airlines asal Malaysia itu sempat diterpa oleh isu pemutusan hubungan kerja alias PHK. Walaupun begitu, AirAsia Indonesia menegaskan bahwa operasional perusahaan tetap stabil dan tidak dalam kondisi buruk. Perusahaan penerbangan ini pada Januari 2022 melayani sembilan rute setelah sempat meniadakan flight berjadwal pada September 2021 yang lalu.