JAKARTA - Kehadiran maskapai anyar Super Air Jet bak anomali di tengah pandemi. Saat airlines lain berusaha sekuat tenaga untuk ‘bertahan hidup’, perusahaan jasa penerbangan ini malah baru saja mengumumkan pembukaan rute penerbangan baru Jakarta-Surabaya melalui Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Juanda mulai 10 November 2021.
Dalam pemberitaan VOI sebelumnya, disebutkan bahwa penerbangan akan dilakukan dengan frekuensi dua kali setiap hari. Tarifnya pun relatif terjangkau dengan bandrol tak sampai setengah juta untuk satu kali perjalanan.
Belum lagi kemudahan melakukan tes COVID-19 di jejaring mitra kerja sama, keberangkatan dari Jakarta untuk RT-PCR Rp195.000 dan antigen Rp35.000. Sementara, untuk di Surabaya, kerjasama fasilitas kesehatan RT-PCR Rp225.000 dan RDT-Antigen Rp35.000.
Beragam penawaran terjangkau ini jelas memperbesar peluang Super Air Jet untuk bisa menarik minat pasar. Tetapi tahukah pembaca siapa sosok dibalik Super Air Jet yang memutus tren negatif industri penerbangan di masa pandemi?
Dia adalah Rusdi Kirana. Sosok pengusaha senior industri dirgantara yang juga pendiri maskapai Lion Air. Sebelum sukses memiliki dua maskapai sekaligus, Rusdi sejatinya adalah sosok pribadi yang tangguh.
Dia diketahui pernah melakoni profesi sebagai penjual mesin ketik untuk menyambung hidup. Sedari kecil, Rusdi digembleng oleh keluarganya untuk mandiri. Dari sini mentalnya terbentuk.
Keberhasilan yang direngkuh Rusdi dalam industri penerbangan bermula saat dia menjalankan bisnis agen perjalanan bersama sang kakak, Kusnan Kirana.
BACA JUGA:
Seiring berjalannya waktu, usaha tersebut terus berkembang. Ekspansi luar biasa terjadi pada periode 2000. Rusdi memutuskan untuk mendirikan maskapai Lion Air dengan modal satu unit pesawat terbang. Kala itu, banyak kalangan yang skeptis dengan langkah strategis tersebut.
Bahkan, tidak sedikit yang mencibir jika maskapainya hanya akan seumur jagung. Dalam kondisi tersebut Rusdi bersikukuh untuk mempertahankan bisnisnya. Bahkan, saat ada peluang meraup cuan dari penjualan saham, dia tak bergeming. Dia ingin Lion tetap berada dalam kendalinya.
Ternyata keputusan itu tepat. Lion Air terus menggurita hingga membuka puluhan rute nasional hingga mancanegara. Ekspansi lanjutan terjadi saat Rusdi memesan 200 unit pesawat Airbus dengan nilai 24 miliar dolar AS atau setara Rp300 triliun.
Menurut data Forbes tahun 2019, kekayaan Rusdi Kirana ditaksir mencapai 835 juta dolar AS atau sekitar Rp11,7 triliun dan membawanya dalam jajaran elit konglomerat di negeri ini.