JAKARTA - PT Pertamina (Persero) melaporkan telah menyetor sebanyak Rp307 triliun sepanjang 2022 ke kas negara.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, penerimaan tersebut berasal dari pajak, dividen, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dan signature bonus.
"Di 2022 kami bisa meingkatakan setoran sampai 83 persen setoran ke negara baik dalam bentuk pajak, PNBP, Minyak Mentah dan Kondensat Bagian Negara (MMKBN) maupun dari dividen dan signatur bonus dgn total 2022 sebesar Rp307 triliun dengan asumsi ICP di 97 dolar AS," ujar Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan komisi VII DPR RI.
Nicke menambahkan, Pertamina memproyeksikan penerimaan negara di tahun 2023 dari Pertamina akan mencapai Rp268,4 triliun atau turun 13 persen dibanding setoran di tahun 2022.
Nicke bilang, penurunan ini disebabkan karena adanya penurunan pendapatan pada Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2023 terutama dari sektor hulu dengan penurunan asumsi ICP sesuai APBN 2023.
"Intinya kami selalu akan tingkatkan setoran ke negara atau kontribusi ke negara," lanjut Nicke.
BACA JUGA:
Nicke merinci, dari setoran ke negara tersebut, setoran terbesar berasal dari pajak sebesar Rp219,1 triliun, PNBP sebesar Rp84,8 triliun, dividen sebesar Rp2.9 triliun, dan signature bonus sebesar Rp0,4 triliun.
Dalam pemaparannya, Nicke juga menyampaikan Pertamina meningkatkan target lifting minyak dan gas (migas) pada tahun 2023 sebesar 5 persen. Ia merinci produksi migas di 2022 sebesar 1,018 juta barel setara minyak per hari (boepd). Kemudian, di tahun 2023 ditargetkan sebesar 1,055 juta boepd.
"Produksi migas kita buat ekuivalen dengan barel oil per day itu adalah 1 juta oil and gas di 2022 bisa kita produksi setiap harinya. Di mana 2023 ini meningkat 5 persen menjadi 1.055.150 oil ekuivalen per day," pungkas Nicke.