JAKARTA – Sektor manufaktur Indonesia secara konsisten terus berada di zona ekspansif selama 17 bulan berturut-turut di tengah dinamika perekonomian dunia yang tidak menentu.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan peningkatan level Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur pada awal tahun ini memberikan sinyal bahwa bahwa sektor produktif masih tetap optimistis.
“Sektor manufaktur yang tetap berada di zona ekspansi menunjukkan daya tahan perekonomian Indonesia di tengah gejolak global dan perlambatan manufaktur yang terjadi di berbagai negara,” ujarnya saat memberi keterangan pers dikutip Jumat, 3 Februari.
Menurut Febrio, PMI manufaktur Indonesia pada Januari 2023 yang sebesar 51,3 telah mampu melampaui Malaysia 46,5, Vietnam 47,4, Korea Selatan 48,5, Taiwan 44,3, dan Amerika Serikat 46,8.
Sementara, tren ekspansif di bulan Januari 2023 juga ditunjukkan beberapa negara lain di kawasan ASEAN yaitu Filipina 53,5 dan Thailand 54,5.
BACA JUGA:
“Output dan permintaan baru di Indonesia mengalami pertumbuhan tercepat dalam tiga bulan terakhir karena permintaan dalam negeri yang tetap kuat,” kata Febrio.
Walaupun permintaan dari sisi ekspor masih agak tertahan, peningkatan permintaan domestik mampu mendorong perusahaan untuk meningkatkan aktivitas pembelian barang input.
“Secara keseluruhan, optimisme pelaku usaha di awal tahun 2023 ini meningkat dibandingkan akhir tahun lalu. Ini tercermin dari peningkatan stok barang input. Selain itu, harga barang input mengalami penurunan walaupun disrupsi pasokan masih terjadi,” tutup Febrio.