Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso buka-bukaan mengenai pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa hari lalu.

Buwas mengaku pertemuan bersama Jokowi hanya fokus membicarakan topik polemik harga beras.

Seperti diketahui, Jokowi memanggil Dirut Perum Bulog Budi Waseso, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi ke Istana Negara Jakarta pada Selasa, 31 Januari lalu.

Pada pertemuan tersebut, kata Buwas, Jokowi memerintahkan Bulog untuk memasifkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau dikenal operasi pasar di seluruh wilayah Indonesia.

Dengan demikian, Bulog wajib menggelontorkan stok berasnya ke pasar-pasar.

“Pak Presiden bilang sama saya, pokoknya enggak ada lagi beras yang harganya mahal. Dan beras yang ada di Bulog ataupun yang impor semuanya harus dilepas. Untuk Bulog harus bisa melaksanakan itu,” ucapnya di Kantor Pusat Bulog, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 2 Februari.

Dikatakan Buwas, dengan adanya perintah Presiden Jokowi tersebut, dirinya langsung menginstruksikan kepada jajarannya untuk dapat memasifkan program SPHP agar harga dan ketersediaan beras di masyarakat dapat stabil.

"Kemarin saya juga sudah instruksikan ke jajaran saya untuk melaksanakan perintahnya Pak Presiden. Pak Presiden mengharapkan secepat mungkin bisa intervensi harga beras itu,” papar Buwas.

Tak ketinggalan, kata Buwas, Jokowi juga memperingatkan agar Bulog berhati-hati dalam hal impor beras.

Jokowi tak ingin impor beras justru tidak mengoptimalkan serapan produksi petani oleh Bulog.

“Beliau juga berpesan jangan sampai impor mengganggu produksi dari petani atau serapan petani kita. makanya saya kejar terus (serapan petani),” tuturnya.

Penjelasan Buwas terkait pertemuannya dengan Presiden Jokowi ini sekaligus mematahkan isu yang saat ini beredar, mengenai keterkaitan Buwas dengan isu reshuffle jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju.

Pasalnya, pada pertemuan di Istana Negara juga tidak tampak hadir Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin. Terkait hal ini, Buwas mengaku tak tahu menahu.

“Saya tidak tahu,” kata Budi Waseso usai mengikuti rapat di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa 31 Januari.

“Orang yang diundang, saya, cuma bertiga urusan beras, ya ini kan masalah penyaluran operasi pasar Mendag, itu stabilisasi, saya pelaksananya, Pak Arief itu yang menghitung neracanya,” kata dia.

Rapat tersebut, kata Budi, hanya membahas mengenai beras.

Disinggung terkait apakah Presiden Joko Widodo (Jokowi) membahas mengenai rencana perombakan kabinet atau reshuffle, Budi mengaku tidak mengetahui hal itu.

“Tidak ada,” ucap dia.