Bagikan:

JAKARTA - Pertamina Patra Niaga mengungkapkan pihaknya akan selalu mendukung kegiatan mandatori biodiesel yang diberlakukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Sebagai salah satu badan usaha penyalur, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution menerangkan pihaknya telah membangun infrastruktur untuk menampung Fatty Acid Methyl Esters (FAME) dengan kapasitas 50.000 kilo liter (KL).

"Khusus B35 kita telah siapkan 50.000 kl tangki FAME yang baru,"ujar Alfian dalam Peluncuran B35 di Kantor Kemenko Perekonomian yang dikutip Rabu 1 Februari.

Alfian menyampaikan, pihaknya akan menerima 9,9 juta FAME dari Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi).

"Memang akan ada 9.9 juta FAME yang harus ditermia Pertamina nantinya di program B35. Kalau B30 yang lalu kami terima 8,5 KL nanti akan jadi 9,9 juta KL. Bagi Pertamina kami harus siapkan ini sebaik mungkin dengan penerimaan FAME 9,9 juta KL," lanjut Alfian.

Alfian juga mengungkapkan tantangan yang harus dihadapi Pertamina dalam mendukung implemetasi program ini. Alfian bilang Pertamina memiliki 112 terminal biodiesel yang tersebar di seluruh Indonesia. Pihaknya telah melakukan simplifikasi sehingga Aprobi tidak mengalami kesulitan saat menyuplai biodiesel kepada Pertamina.

"Kalau 112 terminal itu harus disuplai seluruhnya oleh Aprobi tentu akan kesulitan. Kami telah lakukan simplifikasi menjadi 17 terminal supaya Aprobi tidak sulit. Dari 17 terminal ini sisanya merupakan tangggung jawab Pertamina untuk sampai ke 112 terminal," beber Alfian.

Dia menambahkan, dirinya juga telah meminta Aprobi untuk memperhatikan kualitas biodiesel yang dihasilkan, sebab biodiesel memiliki sifat hidroskopis.

"Kita minta kandungan airnya harus direndahkan, oxidation stability harus direndahkan, harus lebih baik dan satu lagi yang kita minta, monogliserida harus diturunkan. Itu tantangan sekaligus harapan kami apabila B35 akan dijalankan sesegera mungkin," pungkas Alfian.