JAKARTA - Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan mengungkapkan, kapasitas produksi biodiesel di Indonesia mencapai 17,5 juta kiloliter (KL).
Dengan demikian volume biodisel dipastikan cukup untuk implementasi program biodiesel di Indonesia.
"Volume yang kita produksi sampai saat ini kapasitas produksinya 17,5 juta KL dan jumlah alokasi untuk B35 tahun 2023 13 juta KL. Artinya 75 persen dari kapasitas produksi kita dan teorinya ini cukup untuk mendukung program B35," ujar Paulus di Jakarta, Selasa, 31 Januari.
Ia menambahkan, kapasitas sebesar ini bukan didapatkan dalam waktu singkat melainkan sudah berjalan selama 17 tahun.
Paulus bilang, Aprobi juga akan terus menambah kapasitas volume produksi mengingat kebutukan ke depannya akan terus bertambah.
"Yang akan datang ini tahun 2023 dan 2024 akan bertambah terus kapasitas volumenya," imbuh Paulus.
Mengantisipasi penambahan kebutuhan akan biodiesel ke depannya, Aprobi akan melakukan persiapan untuk menyediakan bahan baku, peningkatan kapasitas produksi dan pasokan bahan baku.
Aprobi juga akan melakukan perbaikan kualitas biodiesel yang disiapkan antara lain kandungan air dan stabilitas oksidasi yang saat ini telah mencapai 11 jam dari sebelumnya 10 jam.
"Kami dari industri berupaya secara maksimum untuk mencapai itu dan tahun ini bulan Januari kami dari industri sudah memasok dengan standar B35 adi besok tinggal meneruskan," lanjut Paulus.
Selain memperbaiki kualitas biodiesel, Paulus bilan, Aprobi juga akan memperbaiki tempat penyimpanan dan transportasi.
"Karena meskipun hanya menambah lima persen tapi transportasi harus disiapkan dengan baik. Itu yang kami lakukan selama ini," pungkasnya.
Asal tahu saja, 1 Februari 2023 nanti pemerintah akan mulai mengimplementasikan B35 menyusul keberhasilan program Biodiesel 30 persen (B30) dalam mengurangi impor minyak dan menghemat devisa negara.
BACA JUGA:
Menteri ESDM Arifin Tasrif menyampaikan, penghematan devisa dari pemanfaatan biodiesel di tahun 2022 mencapai lebih dari Rp100 triliun.
Direktur Bioenergi Edi Wibowo pada kesempatan yang sama juga menyampaikan target penyaluran B35 tahun 2023 akan lebih besar dari 13,15 juta KL dan akan menghemat devisa sekitar 10,75 miliar dolar AS atau setara Rp161 triliun.
Program B35 ini diproyeksi akan menyerap tenaga kerja sekitar 1.653.974 orang serta pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sekitar 34,9 juta ton CO2e.