JAKARTA - Founder dan Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Institute (PASPI), Tungkot Sipayung mengapresiasi langkah pemerintah mengimplementasikan program biodiesel 35 persen (B35).
Diketahui, pemerintah berencana mengimplementasikan pencampuran biodiesel 35 persen pada akhir Juli 2022.
Dia menilai, program Biodiesel B35 diharapkan mampu menaikkan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang belakangan anjlok.
"Pemerintah merencanakan serap surplus itu dengan menggelonotorkan kebijakan Biodiesel B35. Ini adalah solusi yang keren dan kreatif," ujar Tungkot dalam Market Review, Selasa 12 Juli.
Tungkot menambahkan, saat ini industri sawit Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Di tingkat petani, harga TBS turun drastis dan berbeda dengan petani Malaysia yang menikmati harga tinggi.
Menurutnya, pemerintah harus mempercepat penerapan program ini sehingga bisa menyerap stok crude palm oil (CPO) dalam negeri yang diperkirakan sudah mencapai 8 juta ton saat ini.
"Kalau bisa lebih cepat lebih baik karena tangki timbun kita tidak bisa terlalu lama menampung CPO nanti rusak. Dan yang paling pening juga sawit petani harus segera kita angkat. Mereka sudah menderita belakangan ini karena anjloknya harga TBS," lanjut Tungkot.
Terkait kesiapan produsen CPO, Tungkot mengungkapkan, kapasitas industri biodiesel dalam negeri sudah cukup besar yakni 17 juta kilo liter.
Sementara yang dibutuhkan untuk membua Biodiesel B35 hanya sebesar 12-13 juta KL, sehingga Indonesia masih mempunyai ruang untuk meningkatkan produksi B30.
"Bahkan kalau pemerintah atau produsen biodieselmau memanfaatkan peluang ekspor biodiesel ke dunia internasional yang saat ini menark, masih sangat memungkinkan," pungkasnya.
BACA JUGA:
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana mengimplementasikan penggunaan biodiesel campuran minyak sawit 30 persen (B30) menjadi campuran minyak sawit 35 persen (B35) pada akhir bulan Juli 2022.
Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Edi Wibowo mengungkapkan, pihaknya tengah mematangkan spesifikasi untuk uji coba B35 dan B40.
"Kalau dari bahan baku semua sudah sangat cukup. Industri biodiesel sendiri sudah mencapai 17.14 juta kiloliter (KL). Sudah sangat cukup dan mudah-mudahan bisa berjalan," ujar Edi dalam Energy Corner, Senin 11 Juli.
Dari sisi regulasi, Edi bilang, tidak ada perubahan yang signifikan karena biosolar masih akan menggunakan regulasi yang sudah ada.
Namun, pihaknya juga tengah menggodok aturan di tingkat keputusan menteri yang akan mengatur mengenai persentasi canpuran biodiesel secara fleksibel.