Realisasi Serapan Biodiesel hingga Juli 2022 Capai 4,9 Juta KL
Ilustrasi (Foto: Dok Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Edi Wibowo mengungkapkan, realisasi serapan Biodiesel hingga awal Juli 2022 telah mencapai 4,9 juta kiloliter (KL).

Edi menambahkan, jumlah tersebut telah mencapai 49 persen dari target yang ditetapkan di awal tahun sebesar 10,15 juta KL.

"Sampai awal Juli 2022 serapan kita sudah 4,9 juta KL hampir 5 juta KL. Jadi dengan alokasi awal 10.15 juta KL sudah diserap hampir 49 persen jadi masih on track," ujar Edi dalam ENergy Corner, Senin 11 Juli.

Dengan adanya rencana implementasi program Biodiesel 35 persen, akhir Juli nanti, Edi memperkirakan, realisasi serapan akan meningkat hingga 10.80 juta KL di akhir tahun 2022 nanti.

"Target kita di akhir tahun waktu masih dengan B30 masih sekitar 10,1 juta tapi nanti bisa terealisasi. Tapi dengan adanyaa B35 mungkin akan meningkat dari dari 10.15 bisa jadi 10,8 juta KL nantnya," tambah Edi.

Terkait kesiapan bahan baku, Edi mengatakan bahan baku biodiesel sangat cukup yakni 17,14 juta KL.

Ia juga berarap dengan adanya program ini tak hanya menekan penggunaan solar tapi juga dapat membantu meningkatkan harga Tandan Buah Segar (TBS) dari petani sawit yang saat ini berada di level Rp1.000 per kilogram (kg).

“Kita harapkan serapan dari pasar CPO ini akan naik sehingga harga TBS di petani diharapkan bisa meningkat,” kata Edi.

Diketahui, pemerintah berencana mengimplementasikan penggunaan biodiesel campuran minyak sawit 30 persen (B30) menjadi campuran minyak sawit 35 persen (B35) pada akhir Juli ini.

Edi mengungkapkan, pihaknya tengah melakukan serangkaian persiapan untuk mematangkan spesifikasi untuk uji coba B35 dan B40 untuk mengejar rencana uji coba .

"Kalau dari bahan baku semua sudah sangat cukup. Industri biodiesel sendiri sudah mencapai 17.14 juta kiloliter (KL). SUdah sangat cukup dan mudah-mudahan bisa berjalan," kata dia.

Sementara dari sisi regulasi, Edi menjelaskan, tidak ada perubahan yang signifikan karena biosolar masih akan menggunakan regulasi yang sudah ada.

Namun, pihaknya juga tengah menggodok aturan di tingkat keputusan menteri yang akan mengatur mengenai persentasi canpuran biodiesel secara fleksibel.