Bagikan:

JAKARTA - Harga minyak goreng curah dan kemasan sederhana mengalami kenaikan di beberapa daerah. Sementara, minyak goreng kemasan sederhana dengan merek dagang Minyakita justru langka di pasaran.

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengungkap alasan mulai langka dan sulit didapatnya Minyakita di pasaran. Kata dia, salah satunya karena suplai minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Indonesia digunakan untuk program biodiesel B35.

“Kita kemarin menambah B20 menjadi B35. B20 menyedot 2 juta CPO, untuk mengubah dari menjadi B30 itu (butuh) 9 juta, diubah menjadi B35 itu menjadi 3 juta, jadi perlunya 12 juta, menyedot lagi itu,” tuturnya kepada wartawan, ditulis Selasa, 31 Januari.

Penyebab lainnya itu, sambung dia, karena produk Minyakita saat ini digemari masyarakat. Apalagi, produk tersebut dengan mudah didapatkan baik di pasar tradisional maupun ritel modern. Sehingga, kondisi tersebut membuat stok di pasaran menjadi langka.

“Minyakita ini sekarang menjadi merek yang digemari oleh setiap konsumen. Minyakita tidak hanya di pasar tradisional, tetapi Minyakita ini sudah masuk ke pasar-pasar modern, ritel modern. Semua orang sekarang sudah membeli Minyakita. Karena kualitasnya sama dengan merek premium,” ucapnya.

Untuk mengatasi kelangkaan Minyakita di pasaran, Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan mengatakan pihaknya sudah mengundang produsen minyak goreng. Kata dia, produsen sudah sepakat untuk menambah suplai.

“Tadinya suplai Minyakita itu 300.000 ton per bulan. Kita naikkan 50 persen tadi. Semua sudah sepakat. Tanda tangan dari hampir 30 (pengusaha) itu yang suplainya Minyakita 300.000 ton ditambah 50 persen menjadi 450.000 ton per bulan,” ucapnya.

Dengan langkah ini, Mendag Zulhas berharap Minyakita akan kembali mudah didapatkan di pasaran.

“Mudah-mudahan bulan Februari nanti (tambah produksi) karena akan puasa dan Lebaran. Mudah-mudahan membanjiri pasar, sehingga di pasar-pasar rakyat ini juga bisa normal lagi,” jelasnya.