NU Diminta Erick Thohir Ikut Bantu Hadapi Segudang Tantangan Indonesia
Menteri BUMN Erick Thohir (Foto via bumn.go.id)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mengharapkan Nahdlatul Ulama (NU) dan kalangan pesantren melahirkan banyak pengusaha. Dia juga berharap NU bisa ikut membantu Indonesia hadapi segudang tantangan.

"Kita mendorong pesantren dan NU menjadi mercusuar peradaban dan bangkitnya muslim-preneur dengan berdirinya Bank Syariah Indonesia," kata Erick dalam keterangannya yang diterima redaksi, Senin 7 Maret.

Erick berbicara itu dalam acara penutupan Harlah ke-99 NU Wilayah Barat di Palembang, Sumatera Selatan yang diselenggarakan secara virtual

Erick Thohir yang juga menjadi anggota kehormatan Banser NU menyatakan bahwa Indonesia tengah menghadapi tantangan besar.

Tantangan tersebut akibat dari adanya disrupsi di bidang kesehatan, digital, dan rantai pasokan. Maka dari itu, Erick Thohir berpendapat NU punya peran strategis bagi Indonesia demi hadapi tantangan tersebut.

Erick memerinci disrupsi bidang kesehatan tampak nyata pada dua tahun pandemi COVID-19. Pandemi, katanya, membuat bangsa Indonesia harus betul-betul membesarkan fasilitas kesehatan bagi masyarakat Indonesia.

Tantangan kedua ialah disrupsi digital. Mantan presiden Inter Milan itu menjelaskan disrupsi teknologi mengubah kebiasan masyarakat dalam bertransaksi, belajar, bahkan beraktivitas lainnya.

Adapun tantangan ketiga ialah disrupsi rantai pasok global. Saat ini, tuturnya, rantai pasok global dipengaruihi geopolitik, disrupsi kesehatan, dan digital.

Erick Thohir menyatakan perubahan menyasar pada seluruh bidang industri, termasuk agrikultura atau pertanian. Petani menurutnya harus membangun sistem dan mengacu data.

Erick Thohir juga menyinggung soal lingkungan yang menjadi tema dalam Harlah ke-99 NU tersebut. Menurutnya, isu perubahan iklim tengah menjadi perhatian dunia.

Isu yang terkait perubahan iklim ialah pemanasan global, musim kemarau berkepanjangan, dan berkurangnya sumber air.

Oleh karena itu, Erick Thohir menekankan perlunya inovasi di sektor pangan. Menurutnya, Kementerian BUMN pun berikhtiar untuk menciptakan ekosistem berkelanjutan.

"Demi masa depan indonesia yang lebih baik, kami BUMN terus berupaya mewujudkan ekosistem tersebut," kata Erick.

Lebih lanjut Erick Thohir menjelaskan upaya Kementerian BUMN membentuk ID Food. Menurutnya, perusahaan induk atau holding BUMN sektor pangan itu fokus pada pasar.

ID Food merupakan gabungan dari lima BUMN pangan. Nantinya, BUMN baru itu akan memastikan rantai pasok dari hulu hingga hilir, mulai penyediaan bibit berkualitas, mencukupi kebutuhan pupuk, dukungan teknologi pertanian, sarana logistik yang terintegrasi, hingga distribusi hasil panen.

"Sekarang ada Badan Pangan Nasional. Ke depan Bulog akan fokus pada stabilitas pangan, bisa menjaga kepastian harga pada petani," katanya.

Erick menambahkan BUMN juga memiliki program Makmur untuk memperkuat ekosistem pangan. Program itu melibatkan tujuh BUMN, yakni Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Pupuk Indonesia Holding Companyi, BRI, Perhutani, PTPN III, Askrindo, dan Asuransi Jasindo.

"Program Makmur inisiatif nyata (membentuk) ekosistem pangan berkelanjutan dan holistik," jelas Erick.