Bank Mandiri: <i>Re-Opening</i> Market China Bawa Keuntungan bagi Ekonomi RI
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Presiden China XI Jinping (Foto: Kedubes China di Indonesia)

Bagikan:

JAKARTA – Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan menyambut baik keputusan pemerintah China yang melakukan relaksasi kebijakan Zero Covid Policy pada awal tahun ini. Menurut dia, langkah itu membuat market menjadi lebih terbuka dan atraktif bagi kegiatan perekonomian.

Disebutkan bahwa efek positif juga bakal dirasakan Indonesia sebagai salah satu mitra dagang China. Dia mencatat, China dan Hong Kong merupakan sumber investasi asing terbesar kedua dan ketiga bagi RI.

“Ada 5,2 miliar dolar AS nilai investasi China yang masuk ke kita atau setara 15,5 persen dari total. Sementara Hong Kong investasi 3,9 miliar dolar AS. Jadi apa yang terjadi di mainland China jelas akan berdampak di Indonesia,” ujarnya kepada awak media pada Selasa, 24 Januari.

Panji menambahkan, pelonggaran Zero Covid Policy memungkinkan pulihnya aktivitas masyarakat secara berangsur yang kemudian mendongkrak konsumsi masyarakat. Jika mobilitas terus bertahan, maka hal tersebut mendorong peningkatan produksi barang dan jasa.

Kondisi ini yang kemudian membuat kebutuhan akan sumber daya menjadi lebih tinggi dan bisa dimanfaatkan Indonesia sebagai salah satu negara mitra dagang.

“Imlek kemarin saya dengar ada 2 miliar orang yang bergerak. Kalau mereka melakukan mobilitas dua kali, yaitu berangkat dan pulang, maka ada 4 miliar orang yang beredar. Bisa dibayangkan demand terhadap energi dan fasilitas penerbangan dan segala macamnya bisa menimbulkan rentetan yang positif,” tutur dia.

Senada, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan bahwa China merupakan negara teratas tujuan ekspor Indonesia. Pun demikian dengan impor RI yang juga mayoritas berasal dari China.

“Peranannya besar, jadi kalau Zero Covid Policy dengan re-opening China tentu saja berdampak positif bagi Indonesia dari sisi ekonomi,” tegas Andry.

Untuk diketahui, pada 2022 China merupakan mitra dagang teratas untuk komoditas nonmigas dengan nilai 63,5 miliar dolar AS, atau setara dengan 23 persen dari total keseluruhan.