Bagikan:

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan capaian lifting migas tahun 2022 tidak mencapai target yang telah ditetapkan.

Diketahui, lifting migas di tahun 2022 sebesar 612.300 barel per hari (BOPD) atau hanya mencapai 87 persen dari target APBN. Sementara itu realisasi salur gas mencapai 5.347 juta kubik per hari (MMSCFD) atau 92 persen dari target APBN yang ditargetkan sebesar 5800 MMSCFD.

Deputi Eksploitasi Wahju Wibowo menyampaikan, untuk capaian lifting minyak dan gas belum mencapai target yang disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya tingginya kejadian unplanned shutdown.

"Terkait hal tersebut, SKK Migas sudah melakukan audit maintenance dan menyusun langkah-langkah implementasinya, harapannya dengan fasilitas produksi yang semakin baik dapat mendukung kegiatan program yang masif di tahun 2023," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta yang dikutip Kamis 19 Januari.

Lebih jauh ia menambahkan, sebelumnya pada tahun 2022, SKK Migas menargetkan lifting minyak menapai 703 MBOPD sementara salur gas sebesar 5.800 MMSCFD. Namun target ini terhalang covid-19 varian omicron yang meningkat di pertengahan tahun 2022.

"Ini adalah waterfall dari awal kita menentukan 703. Waktu tentukan target APBN 730, APBN kita ajukan di Mei atau Juni, saat itu banyak ketidakpastian, covid masih tinggi. Kita harap waktu itu run rate di awal tahun 2022 setinggi 660 ternyata hanya 612 jadi kita sudah defisit di awal tahun sekitar 49 ribu. Itu ketidakpastian yang sama saat kita memprediksikan realisasi 2022," imbuhnya.

Selain mendorong peningkatan aktivitas dan investasi, SKK Migas juga melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi operasional hulu migas sehingga dapat memberikan kontribusi yang optimal bagi penerimaan negara dan imbal hasil yang optimal bagi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).