Bagikan:

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan lifting minyak tahun 2023 sebesar 660 juta barel minyak per hari (MBOPD).

Angka ini tercatat menurun dari tahun sebelumnya yang ditargetkan sebesar 703 MBOPD.

Adapun realisasi lifting migas tahun 2022 sebesar 612,13 atau mencapai 87,1 persen.

SKK Migas juga menargetkan salur gas pada tahun 2023 mencapai 6160 MMSCFD dari tahun 2022 yang ditargetkan sebesar 5800 MMSCFD.

Dari sisi realisasi salur gas, SKK Migas mencatat salur gas pada tahun 2022 mencapai 5.347 MMSCFD atau lebih rendah dari capaian tahun 2021 yang mencapai 5.505 MMSCFD.

Terkait capaian lifting migas yang rendah pada tahun 2022, Deputi Eksploitasi Wahju Wibowo mengatakan, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya tingginya kejadian unplanned shutdown.

"Terkait hal tersebut, SKK Migas sudah melakukan audit maintenance dan menyusun langkah-langkah implementasinya, harapannya dengan fasilitas produksi yang semakin baik dapat mendukung kegiatan program yang masif di tahun 2023," ujarnya.

Dari sisi investasi, SKK Migas juga menargetkan investasi senilai 15,54 miliar dolar AS di tahun 2023.

Jumlah ini terpantau meningkat dari tahun 2022 yang ditargetkan sebesar 13,32 miliar dolar AS.

Adapun realisasi investasi tahun 2022 sebesar 12,23 miliar dolar AS atau setara dengan Rp182 triliun, lebih tinggi dibandingkan investasi di tahun 2021 yang sebesar 10,9 miliar dolar AS atau sebesar 113 dari target.

Capaian Investasi 2022 juga telah melampaui investasi hulu migas sebelum pandemi Covid-19 di tahun 2019 yang tercatat sebesar 11,7 miliar dolar AS.