JAKARTA - Wholesale Banking Director UOB Indonesia Harapman Kasan mengatakan perusahaannya siap mendukung Indonesia menjadi penopang produksi kendaraan listrik dunia.
"Dengan jaringan yang kuat di seluruh kawasan ASEAN dan akses ke wawasan pasar, kami berkomitmen menghadirkan solusi perbankan yang holistik bagi para pemain di industri kendaraan listrik yang ingin berbisnis di Asia Tenggara," katanya dalam keterangan resmi, dikutip dari Antara, Selasa 10 Januari.
Ia meyakini Indonesia bisa menjadi penopang produksi kendaraan listrik dunia karena kaya akan sumber daya mineral yang dibutuhkan industri kendaraan listrik, seperti alumina, kobalt, mangan, dan nikel, yang merupakan komponen baterai lithium-ion.
Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), Indonesia memiliki cadangan nikel sebesar 21 juta ton atau 22,3 persen dari cadangan nikel dunia. Sebesar 25 hingga 40 persen dari biaya pembuatan sebuah kendaraan listrik diperuntukkan bagi baterai sehingga Indonesia merupakan produsen komponen kendaraan listrik yang signifikan di dunia.
Upaya Indonesia untuk menjadi pemain utama dunia dalam rantai pasok kendaraan listrik juga dinilai telah berhasil, dengan semakin banyak produsen memilih negara-negara di Asia Tenggara, selain Tiongkok, sebagai lokasi alternatif.
"Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah yang akan menopang pertumbuhan dan ambisi keberlanjutannya," kata Harapman.
Ia memandang prospek kemajuan ekonomi dan lingkungan di Tanah Air tetap menjanjikan, meskipun saat ini ekosistem kendaraan listrik di Indonesia masih dalam masa pertumbuhan.
BACA JUGA:
Selain berkat kekayaan sumber daya mineralnya, tujuan Indonesia untuk masuk dalam rantai pasok produksi kendaraan listrik juga didorong oleh dukungan pemerintah dan sinergi antar pemangku kepentingan yang kuat.
Ia mengapresiasi langkah PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang telah menyiapkan server dan skema bisnis khusus yang bertujuan meningkatkan kemitraan dengan perusahaan swasta untuk mempercepat perluasan stasiun pengisian kendaraan listrik.
"Seiring dengan berjalannya waktu, upaya ini akan membantu meredam kekhawatiran akan kurangnya infrastruktur pengisian daya publik yang dianggap sebagai kekhawatiran terbesar di kalangan konsumen Indonesia terkait kendaraan listrik bertenaga baterai itu," ucapnya.