Bagikan:

JAKARTA - PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) melaporkan hingga 31 Desember 2022 secara kumulatif telah menyalurkan modal usaha senilai lebih dari Rp10 triliun.

Adapun modal usaha ini disalurkan kepada lebih dari 1,4 juta pelaku usaha ultra mikro yang tersebar di seluruh wilayah operasional Amartha.

Dengan jumlah penyaluran ini, Amartha juga berhasil mempertahankan kualitas pinjaman dengan perolehan NPL (non performing loan) yang stabil di bawah 0,5 persen.

"Amartha bersyukur atas pencapaian penyaluran modal 10 triliun rupiah kepada lebih dari 1,4 juta pelaku usaha ultra mikro di Indonesia. Pencapaian ini merupakan hasil kolaborasi strategis dengan berbagai stakeholder, mulai dari perbankan hingga kerja sama embedded finance dengan platform teknologi seperti eFishery," ujar Founder and CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra dalam keterangan resmi, dikutip Selasa 10 Januari.

Ia menambahkan, performa Amartha di tahun 2022 tercatat tumbuh signifikan dan profitable. Lebih dari Rp4,7 triliun berhasil disalurkan sepanjang tahun 2022, atau tumbuh 93 persen (YoY) atau hampir 2x lipat dari yang sebelumnya mencapai Rp2,4 triliun. Penyaluran modal ini didominasi oleh dukungan pendanaan dari 24 mitra perbankan dengan total penyaluran sekitar tiga triliun atau 60 persen lebih dari total sumber dana.

Taufan mengatakan, di tengah isu resesi dan pelemahan ekonomi global di tahun 2023, Amartha sebagai perusahaan teknologi keuangan inklusif justru melihat adanya potensi untuk turut menopang ekonomi grassroots dan mempercepat pemulihan pasca pandemi.

"Tantangan ekonomi makro mungkin memberi dampak yang cukup signifikan bagi berbagai sektor usaha skala besar. Namun, sektor UMKM justru memiliki resiliensi yang kuat di tengah tantangan ekonomi global," bebernya.

Berdasarkan laporan Sustainability Report 2021, mitra UMKM Amartha berhasil meningkatkan pendapatan sebesar 37,5 persen, jauh lebih besar dibanding angka inflasi tahun 2022 yang berkisar di angka lima persen.

"Dengan peningkatan pendapatan tersebut, mitra UMKM Amartha memiliki ketahanan yang cukup kuat dalam menghadapi gejolak ekonomi. Namun, tetap dibutuhkan intervensi dari berbagai pihak untuk menguatkan UMKM, mulai dari penyediaan akses modal usaha, edukasi literasi keuangan dan digital, serta program pendampingan usaha," pungkas Taufan.