Amartha, Perusahaan Mantan Stafsus Presiden Jokowi Raih Dana Segar Rp405 Miliar
CEO dan Founder Amartha Andi Taufan Garuda Putra. (Foto: Facebook Andi Taufan Garuda Putra)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan teknologi finansial (financial technology/fintech) peer-to-peer lending PT Amartha Mikro Fintek diketahui baru saja mendapat pendanaan baru senilai 28 juta dolar AS atau setara dengan Rp405 miliar.

Sokongan dana segar itu berasal dari sejumlah konsorsium, yakni MDI Ventures, Mandiri Capital Indonesia, UOB Venture Management dengan dipimpin oleh Women’s World Banking Capital Partners II (WWB).

CEO dan Founder Amartha Andi Taufan Garuda Putra mengatakan langkah ini akan semakin memperkuat bisnis perusahaan yang berbasis group lending.

“Kami juga memproyeksi dapat mempercepat inovasi produk, dan meluncurkan layanan tambahan bagi peminjam dan pendana, seperti digitalisasi desa, belanja borongan, pinjaman warung, crowdfunding, produk pendanaan baru, serta penyaluran pendanaan ke peminjam secara langsung,” tuturnya dalam keterangan resmi, Senin 3 Mei.

Andi menambahkan, pandemi yang terjadi saat ini memberikan tantangan dan dinamika tersendiri dalam berkegiatan ekonomi.

“Melalui kolaborasi dan kerjasama kami memilih untuk terus membantu masyarakat dengan membangun beragam produk dan layanan untuk sektor usaha mikro,” tuturnya.

Sebagai informasi, bos Amartha yakni Andi Taufan Garuda Putra, tercatat pernah dipercaya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai staf khusus, sebelum dia mengundurkan diri pada April 2020.

Amartha sendiri berdiri pada 2010 lalu dan merupakan pionir fintech lending di Indonesia. Dalam berkegiatan, perusahaan ini memberdayakan perempuan pengusaha ultra mikro di daerah pedesaan dengan memberikan pinjaman modal usaha berbasis kelompok, mulai dari Rp3 juta hingga Rp10 juta yang disertai dengan pendidikan literasi keuangan dan pelatihan kewirausahaan.

Hingga saat ini, Amartha telah menyalurkan lebih dari Rp3,55 triliun pinjaman kepada lebih dari 661.369 perempuan pengusaha ultra mikro di lebih dari 18.900 desa di Jawa, Sumatera dan Sulawesi.