JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan tujuh bendungan dari total delapan bendungan yang berada di Provinsi Jawa Timur.
Pembangunan delapan bendungan multifungsi di Jawa Timur tersebut telah diprogramkan sejak 2015 hingga 2024 mendatang.
Terdapat tujuh bendungan yang sudah beroperasi saat ini.
Dari delapan bendungan yang dibangun terdapat satu bendungan yang masih dalam konstruksi, yaitu Bendungan Bagong di Kabupaten Trenggalek dengan kapasitas tampung 17,40 juta meter kubik.
"Pembangunan bendungan diikuti pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian, bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat, karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulisnya, seperti dikutip pada Senin, 2 Januari.
Bendungan Bagong didesain dengan tipe urugan zonal dengan Inti Tegak dengan tinggi puncak 82 meter dan panjang 620 meter.
Secara keseluruhan pekerjaan fisik Bendungan Bagong pada minggu pertama Desember 2022 telah mencapai 15,79 persen.
Pembangunan Bendungan Bagong dimulai sejak 27 Desember 2018 melalui dua paket pekerjaan, dengan nilai sekitar Rp1,6 triliun.
Paket I dikerjakan oleh kontraktor PT Abipraya - PT SACNA (KSO), yang meliputi persiapan, pembangunan akses menuju bendungan, bendungan utama, pekerjaan lainnya dengan progres fisik 7,10 persen.
Sedangkan, Paket II dilaksanakan oleh kontraktor PT PP-PT Jatiwangi (KSO), yang meliputi persiapan, akses jalan OP, bangunan pengelak, bangunan pelimpah, bangunan pengambil, hidromekanikal, dan bangunan fasilitas dengan progres 35,06 persen.
Bendungan Bagong dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian PUPR dengan tujuan utama sebagai pengembangan dan peningkatan Daerah Irigasi (DI) di Trenggalek seluas 1.021 hektare.
Berdasarkan Data Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek pada 2015, Kabupaten Trenggalek memiliki luas wilayah 126.140 hektare dengan areal persawahan seluas 12.160 hektare, tanah kering 39.514 hektare, dan perkebunan 2.536 hektare, yang mana komoditas unggulannya, seperti padi dan palawija sangat membutuhkan sumber air irigasi.
Bendungan Bagong juga diproyeksi dapat mendukung kebutuhan air baku di Kecamatan Pogalan, Trenggalek, dan Bendungan sebesar 153 liter per detik.
Dengan luas genangan 73,45 hektare, Bendungan Bagong juga berfungsi untuk mengurangi debit banjir Sungai Bagong sebesar 78,44 persen sekaligus konservasi DAS Bagong serta potensi pariwisata.
Bendungan Bagong terletak di Desa Sumurup dan Sengon yang berjarak sekitar 10 km dari pusat kota Kabupaten Trenggalek. Sumber air bendungan berasal dari Sungai Bagong dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 39,95 kilometer persegi.
Apabila pembangunan Bendungan Bagong telah selesai nantinya, maka akan menambah daftar jumlah tampungan air di Jawa Timur.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Kementerian PUPR telah menyelesaikan sejumlah Bendungan yang ada di daerah Jawa Timur, seperti Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan, Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek, Bendungan Bendo di Ponorogo, Bendungan Gongseng di Bojonegoro, Bendungan Nipah di Kabupaten Sampang, Bendungan Bajulmati di Kabupaten Banyuwangi, dan Bendungan Semantok di Kabupaten Nganjuk.
Pembangunan bendungan tersebut bertujuan untuk memenuhi misi ketahanan pangan dan ketahanan air dalam Program Strategis Nasional Pemerintah yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR.
Delapan bendungan di Jawa Timur ini merupakan bendungan multiguna yang berfungsi sebagai pengendali banjir, sumber air baku, sumber air daerah irigasi, sumber pembangkit listrik, dan juga pariwisata.