JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, sektor Industri Logam tumbuh sebesar 20,6 persen pada kuartal III-2022. Direktur Jendral Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Dirjen ILMATE) Taufiek Bawazier mengungkapkan, raihan tersebut adalah yang tertinggi selama 10 tahun terakhir. Dan salah satu penunjang terbesarnya adalah industri baja.
“Kuartal 3 industri logam tumbuh 20,2 persen. Selama 10 tahun terakhir tertinggi. Jadi tidak pernah terjadi pertumbuhan logam sehebat ini,” terang Taufiek dalam keterangan tertulis, Sabtu, 24 Desember.
Taufiek menambahkan, pemerintah selama ini terus mendorong program hilirisasi industri. Seperti yang sudah dilakukan Tatalogam Lestari, yang telah mampu memasarkan produk hilirnya hingga ke luar negeri.
Keterlibatan Industri Kecil Menengah (IKM) batu alam dalam menghasilkan produk atap metal kualitas ekspor dengan nama Multi Sirap ini juga disebutnya sebagai bagian dari hilirisasi yang sangat penting.
“Yang pertama pemerintah terus mendukung. Ini (ekspor end produk) adalah konsep bentuk hilirisasinya baja. Jadi kita juga menerapkan supplay - demand antara hulu, tengah dan hilir. Hilir ini sebenarnya adalah bagian terpenting karena di produk akhirnya ini sudah langsung digunakan oleh end user. Dan dari situ kita dukung untuk menerapkan SNI Baja profil baja ringan. Karena disitu bagian untuk mengatur tata niaga sehingga tercipta iklim bisnis yang sehat juga,” terang Taufiek lagi.
BACA JUGA:
Sementara itu, Vice Presiden Tatalogam Group, Stephanus Koeswandi menerangkan, produk atap metal Multi Sirap merupakan produk akhir baja ringan berupa atap metal yang dilapisi batu rijang dan batu andesit atau batuan alam unik dari gunung berapi yang memiliki tingkat kekerasan tinggi.
Batuan ini mampu mengurangi suhu ekstrim dan meredam suara. Batu ini juga sudah lolos uji ketahanan di Amerika dan berhasil mengantungi sertifikat FM Approvals (Factory Mutual Approvals) dan ASTM (American Standard Testing and Material).
“Atap Multi Sirap merupakan hasil kolaborasi antara Tatalogam Lestari dengan UD Celladia, IKM pengrajin batuan alam di Trenggalek, Jawa Timur yang sudah bermitra dengan kami sejak tahun 1994. Kemudian di tahun 2000 IKM itu mulai kami bina hingga akhirnya beberapa hari yang lalu kami dianugerahi penghargaan Upakarti dari Kemenperin karena menjadi industri pelopor yang bisa membawa produk Indonesia ke luar negeri yang di dalamnya ada link and match dengan IKM,” terangnya.
Stephanus menambahkan, sebanyak 20 ton atap metal Multi Sirap senilai Rp1miliar atau USD 52.000 akan dikirim ke Malaysia dalam ekspor perdana kali ini. Namun sebelumnya, Tatalogam Group juga sudah rutin mengekspor produk baja lapis aluminium seng dengan merek dagang Nexalume ke 15 negara di seluruh dunia dengan volume ekspor 5000 ton setiap bulannya.
“Kali ini ekspor perdana kami untuk produk hilir yang akan langsung bertemu pengguna di luar negeri. Kami berharap dengan dimulainya ekspor produk hilir ini akan memberikan nilai tambah tidak hanya di ekspor bahan mentah atau setengah jadi. Hal ini sesuai amanat presiden untuk mendorong program hilirisasi industri. Jadi kami berusaha memerkuat industri hilir baik untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun mancanegara,” terang Stephanus lagi.