Bagikan:

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani berkesempatan membagikan pengalamannya sebagai bendahara negara yang mengelola perekonomian dalam acara Peringatan Hari Anti Korupsi Dunia (Hakordia) Kemenkeu 2022.

Pada kesempatan tersebut dia mengungkapkan tantangan ekonomi terus berkembang, mulai dari pandemi, krisis geopolitik, hingga perkembangan sektor keuangan seiring dengan semakin majunya teknologi informasi.

Terkhusus poin terakhir, Menkeu mengaku kerap mendapat laporan maupun pengaduan dari berbagai pihak yang ikut berkecimpung dalam model investasi kripto. Kata dia, alat penyimpan kekayaan berbasis teknologi 4.0 itu masih terus berkembang untuk menemukan balancing-nya sendiri.

Oleh karena itu tidak jarang para investor merasa mengalami kerugian besar yang relatif cepat dari investasi ini.

“Kita sekarang dihadapkan pada disrupsi teknologi yang boom dan bust. Pasti di ruangan ini tahu bahwa pasar kripto, yang dalam beberapa bulan atau setahun terakhir semua mengirim Whatsapp (WA) ke saya bahwa kripto boom. Jumlahnya yang tadinya hanya bernilai miliar menjadi triliunan, tiba-tiba bust dalam semalam dari salah satu pemain kripto,” ujarnya pada Selasa, 13 Desember.

Menurut Menkeu, kondisi demikian tidak lepas dari perkembangan cepat teknologi yang belum semuanya bisa diakomodasi oleh regulasi. Sebagai informasi, pemerintah bersama DPR kini tengah mengejar ketertinggalan peraturan di sektor finansial melalui Rancangan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (RUU P2SK).

“Ini adalah masalah tata kelola,” tegas dia.

Lebih lanjut, bendahara negara menyampaikan pula jika tantangan ke depan bakal lebih berat dengan dinamika perubahan iklim yang menjadi salah satu isu penting dunia.

“Bahkan sampai sekarang kita masih terus memahami bagaimana bentuk implikasinya. Climate change akan menjadi guncangan baru,” tutur dia.