Bagikan:

JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) mengatakan, nilai restrukturisasi kredit terdampak COVID-19 telah menurun signifikan sebesar 54,5 persen.

Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto mengatakan, jumlah restrukturisasi kredit pada awal pandemi mencapai Rp256,1 triliun, dan kini hanya menyisakan Rp116,45 triliun di akhir kuartal III 2022.

“Secara beriringan, jumlah nasabah restrukturisasi kredit terdampak COVID-19 sudah berkurang hingga 2,5 juta nasabah dan kini sebanyak 1,4 juta nasabah,” ujarnya dalam keterangan pers pada Rabu, 7 Desember.

Menurut Agus, torehan positif itu diikuti oleh kemampuan perseroan dalam menjaga kualitas aset, yakni penurunan loan at risk (LAR) dan nonperforming loan (NPL).

Kata dia, LAR BRI di kuartal III lalu sebesar 19,3 persen atau jauh menyusut dibandingkan periode September 2021 yang mencapai 25,6 persen.

“Pun demikian dengan NPL yang bergerak membaik dan terjaga di level 3,09 persen,” tuturnya.

Agus menambahkan, pihaknya tetap melakukan langkah-langkah antisipatif dengan menyiapkan NPL coverage sebesar 278,79 persen di mana angka ini meningkat dibandingkan dengan NPL coverage di akhir kuartal III tahun lalu yang sebesar 252,86 persen.

“Kami optimistis pencadangan yang sudah kita lakukan sudah sangat memadai. Saat ini pencadangan khusus COVID-19 hampir Rp30 triliun atau setara 26 persen dari outstanding restrukturisasi,” tegasnya.

Selain itu, likuiditas emiten berkode saham BBRI tersebut terjaga dengan rasio LDR mencapai 88,51 persen dan capital adequacy ratio (CAR) secara konsolidasi yang mencapai 26 persen.

Adapun total aset BRI mampu tumbuh 4 persen year on year (yoy) sejalan dengan meningkatnya penyaluran kredit dengan total kredit dan pembiayaan BRI Group mencapai Rp1.111,4 triliun atau tumbuh 7,92 persen yoy.

Secara khusus, portofolio kredit UMKM BRI tercatat meningkat sebesar 9,83 peren yoy dari Rp852,12 triliun di akhir September 2021 menjadi Rp935,86 triliun di akhir September 2022.

"Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus meningkat menjadi sebesar 84,2 persen," pungkas Agus.