JAKARTA - Kinerja PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) diproyeksi bakal kembali moncer pada sepanjang 2023.
Indikasi ini pertama kali terlihat dari capaian laba bersih perseroan secara konsolidasi pada kuartal pertama yang berhasil melesat 27,3 persen year on year (yoy) menjadi Rp15,5 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan jika torehan apik itu tidak lepas dari sektor intermediasi yang terus tumbuh dengan hasil kenaikan aset 10 persen menjadi Rp1.822,9 triliun.
“Komitmen BRI yang mampu menciptakan value secara konsisten dengan fokus tumbuh pada segmen UMKM, dengan pengelolaan risiko yang baik. Di samping itu, kami juga terus melanjutkan transformasi digital untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, serta meningkatkan pelayanan kepada para nasabah,” ujarnya dikutip hari ini Jumat, 12 Mei.
Terbaru, banknya wong cilik itu sukses mengendalikan kredit ‘bermasalah’ untuk kembali ke jalur normal.
Sunarso memaparkan jika restrukturisasi kredit terdampak COVID-19 telah menurun hingga 61 persen di Maret 2023.
“Kondisi nasabahnya sudah membaik, sehingga kita lepaskan flag restruk COVID-19-nya. Namun sebagian besar penurunan nilai restrukturisasi tersebut adalah karena adanya pembayaran,” tutur dia.
Melandainya kredit yang direstrukturisasi berdampak pada dana pencadangan yang ‘tidak terpakai’.
“Coverage Loan at Risk (LAR) kita sampai 49 persen. Padahal yang tidak bisa diselamatkan hanya 2 persen. Sehingga cadangan BRI untuk mengantisipasi risiko terjadinya pemburukan restrukturisasi COVID-19 ini, menurut saya bukan hanya cukup, tetapi jauh lebih dari cukup,” tegasnya.
Asal tahu saja, pencadangan yang dilakukan oleh perbankan berasal dari laba yang dihimpun dari tahun sebelumnya. Apabila pencadangan telah dianggap cukup atau bahkan melebihi, maka sisa dana akan disalurkan kembali untuk menjadi laba di tahun berjalan.
BACA JUGA:
Sebagai informasi, sehari usai paparan kinerja kuartal I 2023 saham BRI mengalami kenaikan Rp125 atau 2,49 persen pada level Rp5.150.
Peningkatan harga saham berkode BBRI tersebut membuat kapitalisasi pasar menjadi Rp772,7 triliun dan mengindikasikan kepercayaan investor.
Torehan ini sekaligus prestasi tersendiri di tengah risiko perekonomian global yang masih diliputi ketidakpastian yang berlanjut.
Adapun laba perseroan pada sepanjang tahun lalu adalah sebesar Rp51,4 triliun atau yang terbesar sepanjang sejarah BRI.