Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal IKMA menginisiasi terbentuknya material center sebagai pusat untuk pengadaan bahan baku bagi para pelaku IKM di Majalengka dan sekitarnya (Karawang, Cikarang, Bekasi) pada tahun ini.

"Pada 2018, Ditjen IKMA bersama Pemerintah Kabupaten Tegal juga telah mengoperasikan material center yang bertempat di LIK (Lingkungan Industri Kecil) Takaru Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, untuk penyediaan bahan baku logam untuk IKM komponen otomotif," kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, dalam peluncuran pengembangan material center di Majalengka, Jawa Barat, Kamis, 17 November.

Material center diketahui berperan penting mengoptimalkan penyediaan bahan baku bagi IKM, membantu meningkatkan daya saing IKM agar dapat masuk ke rantai pasok industri nasional, serta memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat di sekitar sentra.

Oleh sebab itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berkomitmen dan berkolaborasi dengan banyak pihak guna mempermudah IKM dalam mengakses bahan baku yang berkualitas dan tetap dengan harga yang bersaing.

"Kolaborasi ini menjadi salah satu implementasi nota kesepahaman yang ditandatangani Menteri Perindustrian dengan Ketua KADIN pada 1 November 2022, terkait Link and Match dalam rangka kemitraan IKM dengan industri besar. Tentunya kemitraan tersebut dimulai juga dalam pengadaan bahan baku yang dibutuhkan oleh IKM," jelas Reni.

Sementara itu, material center IKM Majalengka yang sedang dikembangkan saat ini, terletak di Blok A3 Kawasan SIKIM Majalengka di Jalan Lingkar Utara, Cikasarung, Kabupaten Majalengka.

SIKIM Majalengka terdiri atas 12 blok unit (A1-A4, B1-B4, C1-C4) dengan luas bangunan sekitar 700 meter persegi. SIKIM Majalengka mulai bisa digunakan pada akhir Desember 2021.

"Saat ini, SIKIM Majalengka sudah hampir terisi penuh oleh mayoritas IKM yang berasal dari Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (PIKKO). Dengan adanya material center di SIKIM ini, besar harapan kami agar IKM di Majalengka dapat terintegrasi dan semakin mudah berkolaborasi untuk maju bersama-sama," ungkap Reni.

Reni menegaskan, pengembangan material center di SIKIM Majalengka ini juga selaras dengan kebijakan pemerintah tentang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan substitusi impor.

Kebijakan tersebut mendorong industri alat angkutan masuk ke dalam empat sektor industri yang pertumbuhannya paling besar pada triwulan III 2022 ini, yakni sebesar 10,26 persen.

Di sisi lain, lanjut Reni, untuk peningkatan daya saing industri otomotif, Kemenperin melalui Ditjen IKMA mengambil langkah dalam penguatan kapasitas kelembagaan.

"Hal ini tercermin pada pengembangan material center, salah satunya adalah material center di lingkungan SIKIM Majalengka," terangnya.

Kemudian, ia menambahkan, untuk mewujudkan kemudahan dalam mengakses bahan baku berkualitas dengan harga yang kompetitif, dibutuhkan komitmen dan kolaborasi dari seluruh pihak sehingga industri dalam negeri, khususnya IKM dapat menyediakan komponen otomotif yang berkualitas dan berdaya saing.

"Sebagai salah satu sektor utama, Kemenperin terus menggenjot pertumbuhan industri otomotif agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar pada perekonomian nasional," imbuhnya.

Nantinya, kata Reni, manajemen pengelolaan material center di Majalengka akan mengikuti skema yang dulu diterapkan di Tegal.

Bahan baku yang ada di material center Majalengkat sementara berasal dari skema CSR PT TT Metals Indonesia dalam bentuk sisa potong, sama seperti yang dilakukan pertama kali di Tegal.

Ke depannya, lanjut Reni, akan ada beberapa mitra yang siap menjadi penyuplai bahan baku.

"Harapannya, Material Center Majalengka tidak hanya mampu mensuplai bahan baku steel, tetapi juga plastic, alumunium, rubber, chemical crome, dan lainnya sesuai dengan kebutuhan proses produksi IKM," pungkasnya.