Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian melakukan pengembangan SDM yang kompeten melalui pelatihan dan pendidikan vokasi, serta menjalin kerja sama dengan sektor industri di daerah Kendal, Jawa Tengah.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Arus Gunawan menegaskan, pengembangan SDM menjadi bagian dari program prioritas pemerintah saat ini untuk memenuhi kebutuhan industri terhadap ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.

Sebab, SDM terampil menjadi salah satu kunci dalam upaya meningkatkan produktivitas dan menciptakan inovasi di sektor industri.

"Dengan didukung SDM yang andal, tentunya industri kami semakin berdaya saing global. Pada akhirnya, apabila kinerja sektor industri jadi lebih baik, akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," kata Arus Gunawan di Jakarta, Selasa, 1 November.

Arus menyebut salah satu unit pendidikan vokasi Kemenperin yang berada di wilayah kawasan industri adalah Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu (Polifurneka). Kampus yang berdiri di atas lahan seluas 19.000 meter persegi berada di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah.

"Kami telah memiliki sejumlah unit pendidikan vokasi yang meliputi 11 Politeknik, dua Akademi Komunitas, dan sembilan SMK. Selain itu, terdapat 7 Balai Diklat Industri (BDI), yang semuanya di bawah naungan BPSDMI Kemenperin," tambahnya.

Polifurneka Kendal yang beroperasi sejak tahun 2018 itu merupakan kerja sama pemerintah Indonesia dengan Singapura. Kemitraan tersebut merupakan upaya pembangunan Kawasan Industri Kendal.

Selain itu, dalam penerapan model pendidikan di Polifurneka Kendal, Indonesia menggandeng SECO Swiss untuk mengimplementasikan model dual system berbasis kompetensi.

"Pembangunan Polifurneka ini dalam rangka menjawab kebutuhan industri furnitur dalam ketersediaan tenaga kerja yang kompeten. Apalagi, industri furnitur memerlukan suatu inovasi produk dan desain yang menarik sehingga bisa berdaya saing di pasar domestik hingga ekspor," papar Arus.

Menurut Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), adanya relokasi industri mebel dan kerajinan dari China akan mendorong penyerapan tenga kerja lokal. Sebab, industri mebel dan kerajinan termasuk sektor padat karya.

HIMKI juga menyebut ketersediaan SDM yang kompeten di industri furnitur akan mendongkrak kinerja ekspornya. Indonesia menargetkan nilai ekspor produk mebel dan kerajinan bisa menembus 5 miliar dolar AS pada 2024 mendatang.

Sementara itu, nilai ekspor mebel dan kerajinan pada kuartal I tahun 2022 telah mencapai 1 miliar dolar AS atau naik 15,87 persen dibanding nilai ekspor pada kuartal I-2021.

HIMKI menargetkan nilai ekspor pada tahun ini bisa mencapai 3,93 miliar dolar AS dan naik menjadi 4,46 miliar dolar AS pada 2023.