Cetak SDM Industri Furnitur, Menko PMK Apresiasi Politeknik Kemenperin di Kendal Jateng
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy di Polifurneka Kemenperin, Kendal, Jateng. (Foto: Dok. Kemenperin)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya meningkatkan kinerja industri furnitur agar bisa lebih produktif dan inovatif, salah satunya melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan vokasi di Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu (Polifurneka) di Kendal, Jawa Tengah.

Keberadaan Polifurneka tersebut diapresiasi oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, yang beberapa waktu lalu melalukan kunjungan kerja.

"Politeknik ini diharapkan menjadi trigger pertumbuhan industri furnitur maupun SDM di bidang pengolahan kayu pada umumnya. Kehadiran politeknik di Kendal ini harus membawa manfaat, baik langsung maupun tidak kepada Kabupaten Kendal," ujar Muhadjir dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 16 Maret.

Sejak awal penyelenggaraannya pada 2018, pendidikan di Polifurneka menggunakan konsep pendidikan sistem ganda, yaitu pendidikan yang berimbang baik di kampus maupun di industri. Unit pendidikan tersebut melibatkan para pelaku usaha, industri dan asosiasi, mulai dari perencanaan program studi, penyusunan kurikulum, kegiatan pengajaran, kegiatan praktek kerja industri, hingga penyerapan lulusan.

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Arus Gunawan mengatakan, saat ini, jumlah mahasiswa Polifurneka sebanyak 437 orang dan telah meluluskan sebanyak 262 orang untuk bekerja di industri furnitur.

"Sebagai politeknik yang baru, kami senantiasa melakukan penambahan SDM dosen dan meningkatkan kompetensinya melalui program magang dosen di industri, serta menambah mitra industri sebanyak 150 industri di sektor furnitur dan pengolahan kayu," ujar dia.

Polifurneka memiliki tiga program studi, yaitu D3 Teknik Produksi Furnitur dengan output lulusan sebagai Staf PPIC/Supervisor, D3 Desain Furnitur dengan output lulusan sebagai Drafter/Junior Desainer, dan D3 Manajemen Bisnis Industri Furnitur dengan output lulusan sebagai Asisten Manajer/Supervisor.

Adapun sistem pendidikan di Polifurneka mengombinasikan knowledge, skill dan attitude, untuk menghasilkan output SDM yang kompeten. Pembelajaran di Polifurneka menggunakan sistem ganda, dengan proporsi 70 persen praktik dan 30 persen teori.

Jadwal perkuliahan yang digunakan adalah semi blok dengan kurikulum berbasis SKKNI.

Dalam upaya pengembangannya, Polifurneka juga didampingi oleh tenaga ahli dari program Skill for Competitiveness (S4C) yang bekerja sama dengan Pemerintah Swiss melalui Swisscontact. Pendampingan berupa DACUM (Developing A Curriculum), PSC (Private Sector Cooperation), Penyusunan Strategic Plan, Pembangunan Sistem IT, Penyusunan Silabus dan RPS, Peningkatan Kompetensi Dosen (E-DEDACTIC), Setting Up Workshop Mesin.

Sekadar informasi, Kemenperin mencatat, kinerja ekspor industri furnitur mencapai 2,5 miliar dolar AS sepanjang 2022, dan ditargetkan tumbuh menembus 5 miliar dolar AS pada 2024.

Industri furnitur merupakan salah satu sektor padat karya dengan total penyerapan tenaga kerja sebanyak 143 ribu orang dari 1.114 ribu perusahaan. Berdasarkan data, hingga Desember 2022, utilisasi industri furnitur berada di angka 74,16 persen.