Tantangan Ekonomi Mengganas, Pemerintah Makin Getol Cari Sumber Pertumbuhan Baru
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (Foto: Tangkap layar Youtube Bank Danamon)

Bagikan:

JAKARTA – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengungkapkan bahwa pemerintah terus berupaya menemukan sumber-sumber pertumbuhan baru di tengah situasi pandemi yang mulai mereda namun ketidakpastian ekonomi global malah meningkat.

Menurut dia, saat ini setidaknya terdapat empat potensi sumber pertumbuhan ekonomi baru. Pertama, melanjutkan kebijakan hilirisasi industri minerba.

“Pertambangan harus diolah dan diproduksi di dalam negeri, serta tidak boleh dijual secara raw material. Tujuannya untuk mendorong industri domestik, menambah lapangan kerja, dan meningkatkan penerimaan negara,” ujarnya saat menjadi pembicara kunci di acara The Indonesia 2023 Summit, Kamis, 27 Oktober.

Suahasil menambahkan, guna memuluskan rencana tersebut pemerintah berinisiatif memberikan insentif melalui APBN demi mewujudkan cita-cita hilirisasi menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru.

“Kita ingin banyak foreign direct investment yang masuk ke Indonesia sehingga bisa semakin mendorong hilirisasi dari produk-produk tambang kita,” tuturnya.

Kedua adalah mendorong penggunaan produksi dalam negeri sesuai dengan amanah dari Presiden Jokowi.

“Ada sekitar Rp747 triliun dari Rp3.000 triliun belanja dalam APBN dan APBD Tahun Anggaran 2022 yang sudah diidentifikasi untuk belanja produk dalam negeri. Ini akan kita tekuni, kita telateni, dan kita ingin memastikan bahwa belanja produksi dalam negeri ini bisa menjadi sumber pertumbuhan baru,” jelas dia.

Ketiga, untuk jangka menengah, sumber pertumbuhan baru Indonesia adalah dengan melakukan transisi ekonomi menuju ekonomi hijau.

Wakil Sri Mulyani itu menyatakan saat ini RI sudah berkomitmen akan melakukan transisi ekonomi menuju green dengan cara mencapai Net Zero Emission 2060 atau lebih cepat.

Untuk mencapai komitmen tersebut, Indonesia harus mengurangi pembangkit listrik batubara dan membangun renewables energy. Dia menyatakan pula kedua hal tersebut harus dilakukan, bahkan saat Indonesia sedang mengalami surplus listrik.

“Ini tidak akan menghentikan kita melakukan transisi ekonomi menuju Net Zero Emission. Ini peluang besar yang luar biasa dan sangat membutuhkan pemikiran kita semua untuk menekuni transisi menuju green economy,” tegasnya.

Keempat, sumber pertumbuhan ekonomi baru Indonesia ke depan adalah perlunya memperdalam sektor keuangan.

Sebagai informasi, Indonesia di dalam proses untuk menyusun Rancangan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (RUU P2SK) yang didesain untuk menjawab permasalahan yang ada.

“Sektor keuangan kita belum cukup dalam. Masih banyak masalah di aspek literasi dan biaya transaksi. Ini yang kita ingin dorong supaya bisa lebih banyak, lebih variatif, lebih kreatif, juga perlindungan konsumen, dan juga koordinasi di menjaga stabilitas sistem keuangan,” ucap dia.

Wamenkeu berharap melalui RUU P2SK dapat meningkatkan akses seluruh masyarakat kepada sektor keuangan, memperkuat sumber pembiayaan jangka panjang, meningkatkan daya saing dan efisiensi, mengembangkan instrumen dan memperkuat mitigasi risiko, serta meningkatkan perlindungan investor dan konsumen.

“Ini adalah titik-titik penting dari diskusi kita mengenai sumber pertumbuhan ekonomi jangka panjang, khususnya yang bisa difasilitasi oleh sektor keuangan sebagai intermediasi,” tutup Wamenkeu Suahasil Nazara.