Segera Gelar Aksi Korporasi, Bos Garuda Indonesia Harap Pembukaan Suspensi Saham
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. (Foto: Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berharap suspensi saham dapat dicabut jelang aksi korporasi yang akan dilakukan perseroan dalam waktu dekat.

Adapun Garuda Indonesia bakal melakukan penambahan modal baik dengan maupun tanpa hak pemesanan terlebih dahulu serta konversi OWK yang akan digelar Desember mendatang.

Sekadar informasi, saat ini BEI masih melakukan penghentian sementara (suspensi) terhadap saham GIAA.

Saham tersebut berpotensi delisting jika masa suspensi mencapai 24 bulan yakni 18 Juli 2023.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra berharap, suspensi saham dapat dicabut bersamaan dengan aksi korporasi perseroan berupa rights issue.

Emiten berkode saham GIAA ini juga baru saja menggelar paparan publik atau public expose insidentil pada hari ini, Kamis, 20 Oktober, di Hotel Borobudur, Jakarta.

Hal ini dilakukan sebagai upaya memenuhi salah satu syarat untuk pencabutan suspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Kita berharap pencabutan suspensi ini terjadi bersamaan dengan rights issue atau saat eksekusi rights issue. Kita koordinasi terus dengan pihak bursa. Kami sepakat bahwa kepentingan publik harus dipastikan tidak terganggu dengan proses rights issue ini," ucapnya dalam konferensi pers virtual, Kamis.

Dalam kesempatan itu, Irfan menjelaskan, kemungkinan pencabutan suspensi saham GIAA tidak dilakukan dalam waktu dekat.

"Jadi di November kemungkinan besar belum, tapi kita terus berkomunikasi seperti saya sampaikan tadi kami terus berkomunikasi dengan ortoritas bursa terhadap suspensi ini," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Prasetio berharap, pencabutan suspensi bisa dilakukan sebelum pertengahan Desember 2022, saat memasuki jadwal penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

"Kami konsultasi dengan bursa untuk kiranya bisa dilakukan suspensi saham semoga syarat kasasi sudah ditolak dan result disetujui dan disampaikan," ucapnya.

Sekadar informasi, pembukaan suspensi saham GIAA ini sejalan dengan rencana aksi korporasi yang meliputi penambahan modal dengan hak memesan efek (HMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya Rp12,4 triliun.

Lalu, penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya Rp4,2 triliun. Serta konversi obligasi wajib konversi (OWK) sebesar Rp1 triliun.