Kerawanan Pangan jadi Fokus Utama Pertemuan G20 Terbaru: Ini Masalah Kritis
Ilustrasi (Foto: Dok. Kemenkeu)

Bagikan:

JAKARTA – Para Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian G20 baru saja usai melaksanakan pertemuan penting di Washington DC, Amerika Serikat pada pekan lalu. Dalam agenda tersebut diperlukan tindakan segera untuk mengatasi kerawanan pangan global. Demikian siaran resmi Kementerian Keuangan RI (Kemenkeu) hari ini di Jakarta.

“Presidensi Indonesia menyoroti bahwa dunia sedang menunggu G20 untuk memberikan tindakan nyata pada masalah kritis ini, dan itu adalah tanggung jawab anggota untuk menunjukkan bahwa G20 dapat merespons krisis secara efektif melalui aksi multilateral yang terkoordinasi,” kata Kemenkeu pada Selasa, 18 Oktober.

Disebutkan bahwa sejak 2020 risiko terhadap ketahanan pangan dan gizi di seluruh dunia telah meningkat karena banyak faktor, seperti pandemi COVID-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya dan peristiwa cuaca ekstrem.

“Banyak anggota menyatakan pandangan bahwa perang Rusia melawan Ukraina memperburuk kerawanan pangan global dan disebut untuk mengakhiri perang,” ungkap risalah itu.

Salah satu anggota menyatakan pandangan bahwa sanksi sepihak berdampak negatif secara global kerawanan pangan, sementara beberapa anggota mencatat bahwa sanksi yang terkait dengan perang di Ukraina tidak ditargetkan pada barang pertanian atau pupuk.

“Banyak anggota mencatat meningkatnya kerawanan pangan dari kelompok rentan di seluruh dunia telah mengikis kemajuan dalam mengurangi kemiskinan, mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG) dan menempatkan masyarakat serta rumah tangga yang rentan dengan risiko kemiskinan dan kekurangan gizi yang lebih besar,” jelasnya.

Lebih lanjut, banyak anggota mencatat bahwa tantangan jangka menengah hingga panjang tetap ada. Diungkap jika perlu lebih banyak upaya untuk meningkatkan produktivitas dan kapasitas pertanian, meningkatkan praktik pertanian berkelanjutan dan menanggapi perubahan iklim, menjaga perdagangan yang terbuka dan transparan, serta meningkatkan ketersediaan pupuk.

“Beberapa anggota menegaskan kembali komitmen mereka untuk menggunakan semua perangkat kebijakan yang tersedia untuk mengatasi risiko makanan ketidakamanan. Banyak anggota mendukung perlunya peningkatan kerja sama untuk memastikan koordinasi global tanggapan untuk mengatasi kerawanan pangan, dan mencatat kebutuhan untuk bekerja dengan inisiatif multilateral lainnya dalam hal ini berusaha, sambil menghindari duplikasi,” tulis laporan tersebut.

Sebagai informasi, anggota menyambut baik beberapa inisiatif yang sedang berlangsung untuk mengatasi kerawanan pangan yang telah dimulai oleh forum dan organisasi regional maupun internasional.

Organisasi internasional dalam pertemuan itu merinci beberapa inisiatif mereka, termasuk respons ketahanan pangan Grup Bank Dunia (WBG) senilai 30 miliar dolar AS dan platform global senilai 6 miliar dolar AS untuk intervensi sektor swasta.

Kemudian, inisiatif Asian Development Bank (ADB) sebesar 14 miliar miliar dolar AS untuk mengatasi kerawanan pangan, serta respons ketahanan pangan dari Islamic Development Bank senilai 10,5 miliar dolar AS.

“Beberapa menyatakan dukungan mereka untuk potensi penghentian pembayaran utang jika sesuai di bawah Kerangka Kerja Umum G20 dengan opsi lain adalah inisiatif pengurangan utang,” tegas risalah itu.