Bagikan:

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyatakan bahwa isu ketahanan pangan telah menjadi topik diskusi G20 pada tahun-tahun sebelumnya.

Akan tetapi, Program Pangan Dunia (World Food Program/WFP) menginformasikan bahwa jumlah orang yang menghadapi kerawanan pangan akut meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 2019 dari 135 juta menjadi 345 juta.

“Perang di Ukraina dan pembatasan ekspor memperburuk dampak pandemi COVID-19, yang mengakibatkan ketidaksesuaian penawaran dan permintaan produk pangan, sehingga mengakibatkan kenaikan harga pangan,” ujarnya dalam keterangan pers pada Sabtu, 16 Juli.

Menurut Menkeu, harga pangan dunia melonjak hampir 13 persen pada Maret lalu dan berpotensi mencapai 20 persen menjelang akhir 2022.

“Terdapat kemungkinan bahwa tantangan terhadap ekonomi global masih akan terus berlanjut, mengakibatkan harga pangan tetap tinggi di masa mendatang,” tuturnya.

Menkeu menambahkan, diperlukan kolaborasi antarnegara dan organisasi internasional untuk mengatasi hal ini.

“Ada urgensi untuk menangani masalah terkait ketahanan pangan. Pengerahan berbagai fasilitas pembiayaan sangat diperlukan untuk untuk mengatasi masalah kelaparan dan menciptakan stabilitas sosial dan keuangan, terutama di negara-negara miskin dan berkembang,” katanya.

Bendahara negara menyampaikan pula jika perlu dipastikan ada sistem kolaborasi dan kerja sama untuk mengatasi kerawanan pangan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang dengan tetap memperhatikan isu keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.

Sebagai informasi, pernyataan Menkeu Sri Mulyani ini disampaikan dalam High Level Seminar Strengthening Global Collaboration for Tackling Food Insecurity, sebagai bagian dari Pertemuan Ketiga Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (3rd FMCBG) G20 di Bali pekan ini.

Pertemuan ini dihadiri oleh para menteri keuangan dari beberapa anggota G20, serta pemimpin berbagai organisasi internasional. Pertemuan tersebut bertujuan untuk mengatasi tantangan terkait ketahanan pangan serta membahas potensi kolaborasi global untuk mengatasi tantangan global.