Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Rida Mulyana membeberkan langkah pemerintah dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) atau netralitas karbon pada 2030.

Rida juga menuturkan, Pemerintah akan mengembangkan 700 Giga Watt (GW) energi terbarukan yang berasal dari solar, hidro, angin, bioenergi, laur, panas bumi, serta hidrogen dan nuklir.

Terdapat pula strategi penghentian PLTU Batubara secara bertahap. PLTU Batubara akan dihentikan maksimal tahun 2058. Selain itu, Indonesia juga berencana membangun Super Grid untuk menjaga sistem kelistrikan, dan membuka peluang untuk mengekspor listrik ke negara ASEAN yang terhubung dengan ASEAN Power Grid.

"Untuk mendukung transisi yang cepat dan efektif menuju energi bersih, Indonesia membutuhkan investasi hingga 1 Triliun dolar AS pada tahun 2060 untuk pembangkit energi terbarukan senilai 995 miliar dolar AS dan transmisi sebesar 114 miliar dolar AS. Kebutuhan akan dukungan finansial akan semakin meningkat seiring kita menerapkan pensiun dini PLTU Batubara pada tahun-tahun mendatang," ujar Rida dalam keterangan kepada media, Sabtu 15 Oktober.

Saat ini,  lanskap pendanaan untuk pengembangan energi terbarukan di Indonesia dapat diperoleh antara lain dari Blended Finance, United Indonesia SDGs, Tropical Landscape Fasilitas Keuangan, Investasi Anggaran Non Pemerintah serta Pemerintah dan Swasta Kemitraan.

Namun, pemerintah masih harus meningkatkan mobilisasi semua sumber keuangan dan memperkuat kolaborasi di antara semua pemangku kepentingan untuk memastikan semua potensi dimanfaatkan.

"Untuk memberikan investasi energi terbarukan yang lebih baik dan kondusif, Pemerintah menetapkan Peraturan Presiden tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Listrik yang memungkinkan harga yang kompetitif untuk energi terbarukan melalui transparansi mekanisme pengadaan dan pemberian dukungan pemerintah dari kementerian terkait. Selain itu, kami juga memberikan insentif seperti tax allowance, fasilitas bea masuk dan tax holiday," ungkap Rida.

Untuk informasi, dalam jangka panjang Indonesia menargetkan akan mencapai NZE pada 2060 atau lebih cepat melalui strategi yang sejalan dengan komitmen G20, antara lain dari sisi penawaran, melalui pengembangan energi baru terbarukan secara massif, mengurani penggunaan energi fosil dengan mengubah energi primer dari bahan bakar fosil menjadi energi terbarukan seperti program de-dieselisasi, penghentian bertahap pembangkit listrik tenaga fosil serta pemanfaatan teknologi rendah emisi).

Di sisi permintaan, melalui pemanfaatan kompor listrik, Baterai Kendaraan Listrik (BEV), biofuel, gas kota, penerapan manajemen energi serta penerapan Standar Kinerja Energi Minimum.