JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Internasional Energi Agency (IEA) melanjutkan program kerja samanya hingga 2023 sebagai upaya mengakselerasi pencapaian Net-Zero Emission (NZE) melalui Joint Work Programme dalam berbagai sektor energi.
Seiring dengan berlanjutnya kerjasama bersama IEA sebagai Key Strategic Partner, Kementerian ESDM berkomitmen untuk terus membangun kerjasama dalam memaksimalkan pencapaian NZE.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif menjelaskan bahwa kolaborasi ini merupakan bentuk komitmen berkelanjutan untuk mencapai kesamaan kita untuk mempercepat pencapaian transisi energi Indonesia dan target NZE.
"Dukungan IEA akan memperkuat kolaborasi kami dalam Data dan Statistik Energi, Keamanan Energi, Tanggap Darurat dan Kebijakan, Peningkatan Sektor Tenaga, Bioenergi, Efisiensi Energi, Energi dan Teknologi Bersih, Kerangka Evaluasi Kebijakan Energi, dan Kepemimpinan Energi Global," ungkap Menteri ESDM dalam keterangan resmi yang dikutip Rabu 6 April.
BACA JUGA:
Dalam beberapa tahun terakhir, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah bekerja sama erat dengan IEA sebagai mitra strategis. Program Kerja Bersama untuk 2022-2023 ini telah melalui proses yang panjang dan penuh pertimbangan.
"Indonesia dan IEA tengah mengembangkan peta jalan NZE yang komprehensif, yang akan membantu memandu transisi energi Indonesia selama beberapa tahun dan dekade mendatang," pungkas Arifin.
Sebagai informasi, pada agenda Berlin Energy Transitions Dialogue (BETD), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif menandatangani JWP Kementerian ESDM-IEA 2022-2023 di Federal Foreign Office, Berlin, Jerman pada tanggal 29 Maret 2022.
Dari pihak IEA, penandatanganan dilakukan oleh Executive Director IEA, Fatih Birol.