Bagikan:

JAKARTA - Awal September lalu, Pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga Bahan Bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite yang sebelumnya sebesar Rp7650 menjadi Rp10.000 per liter. Sementara itu PT Pertamina menyatakan bahwa harga yang saat ini berlaku masih berada di bawah ahrga keekonomian Pertalite.

VP Sales Support Pertamina Patra Niaga Zibali Hisbul mengatakan, harga keekonomian Pertalite dapat dilihat pada harga kompetitor lainnya untuk jenis BBM dengan jenis RON yang sama yakni Rp14.000 per liter untuk BBM RON 90 dan RON 89 dijual dengan harga Rp11.600.

"Jadi kurang lebih harga keekonomian Pertalite di antara Rp12.000 sampai Rp14.000 per liter," ujarnya dalam webinar yang dikutip Sabtu 15 Oktober.

Dengan melihat harga BBM Pertalite yang masih ebrada di bawah harga keekonomian, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengungkapkan, pemerintah belum berencana menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Solar dan Pertalite.

"Harga Jenis BBM Tertentu (JBT) Solar dan Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP) kan sebetulnya masih di bawah keekonomian jadi tidak perlu diubah. Yang perlu diubah adalah besaran subsidinya," ujarnya dalam Energy Corner, Senin 10 OKtober.

Untuk itu, lanjut Tutuka, pemerintah akan kesulitan jika nantinya harus kembali menyesuaikan harga BBM.

Tutuka berpendapat, harga minyak dunia menjadi salah satu komoditas yang sangat sulit diprediksi karena mengikuti demand dan suplai yang ada.

"Harga minyak akan terganggu karena ada geopolitik tapi akan turun lagi dan stabil lagi," imbuh Tutuka.