JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memberikan komentar terkait kemungkinan pemerintah kembali menurunkan harga BBM bersubsidi jenis Pertalite setelah dinaikkan menjadi Rp10.000 pada tahun 2022. Pasalnya harga minyak mentah dunia saat ini telah turun hingga menyentuh 70 dolar AS per barel.
Arifin menyebut pihaknya akan mepertimbangkan penurunan harga Pertalite jika harga minyak dunia turun menjadi 60 dolar AS per barel.
"Kalau harga minyak di bawah 60, baru (turun) seperti dulu," ujar Arifin yang dikutip Sabtu 9 Desember.
Asal tahu saja, sebelum dibanderol Rp10.000 per liter, pemerintah menetapkan harga Pertalite sebesar Rp7.650 per liter Selain harga minyak yang belum memenuhi, kata dia, harga Pertalite yang saat ini beredar di masyarakat masih berada di atas keekonomian dengan selisih mencapai Rp2000 per liter.
"Iya masih ada selisih. Yang jelas kalau di bawah 60 dolar per barel, baru (turun)," pungkas Arifin.
Sebelumnya Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengatakan, hal ini dikarenakan keekonomian Pertalite masih cukup tinggi dari harga jual sehingga penurunan harga belum bisa dilakukan.
BACA JUGA:
Menurut perhitungnya, harga Pertalite masih di kisaran Rp12.000 per liter dari harga jual saat ini yang ditetapkan sebesar Rp10.000 per liter
"Harga ekonominya masih lebih. Lebihnya bisa sekitar 2.000-an," ujarnya saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Rabu 1 November.
Dilansir dari data Bloomberg, pada Jumat 8 Desember harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Januari 2024 terpantau menguat 1,50 persen ke level 70,38 dolar AS per barel pada pukul 11.27 WIB. Sementara itu, harga minyak patokan Brent kontrak Februari 2024 terpantau menguat 0,51 persen atau 0,38 poin ke level 74,68 dolar AS per barel.