Bagikan:

JAKARTA - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan SUmber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan alasan pemerintah belum menurunkan harga BBM jenis Pertalite meski harga minyak dunia belakangan ini mengalami penurunan.

Tutuka mengungkapkan jika saat ini harga Pertalite yang berlaku di pasar masihberada di bawah harga keekonomian atau harga sebenarnya. DIketahui saat ini Pertamina menetapkan harga Pertalite sebesar Rp10.000 per liter.

"Harga keekonomiannya masih di atas Rp10.000. Pokoknya segitulah (Rp11.000)," ujar Tutuka kepada media, Selasa 4 Juni.

Tutuka menambahkan, pihaknya baru akan mempertimbangkan untuk menurunkan harga Pertalite jika harga minyak dunia sudah menyentuh angka 65 dolar AS per barel.

"Kalau sudah 65an per barel baru kita nanti akan sampaikan ini.Karena sekarang kan (harganya) masih 69-70 dolar AS per barel. Kemungkinan 65 bisa kita evaluasi kita sampaikan. Harga kan Rp10 ribu kan ya, kalau harga minyak 65 dolar AS per barel itu kira-kira mungkin sama lah dengan itu," beber Tutuka.

Untuk itu Tutuka kembali menegaskan jika hingga saat ini pemerintah belum berencana menurunkan harga Pertalite seperti harga BBM non subsidi milik Pertamina yang lain.

Diketahui minyak mentah WTI pada hari Senin 3 Juli berada pada level 70,37 dolar AS per barel, sementara harga minyak mentah Brent sebesar 75,14 dolar AS per barel.

Asal tahu saja sebelumnya pada 1 Juli 2023 Pertamina melakuan penyesuaian harga BBM nonsubsidi yaitu Pertamax Turbo, Pertamina Dex dan Dexlite mengalami kenaikan. Sementara itu, untuk Pertamax dan BBM Subsidi Pertalite serta Solar tidak ada perubahan.

Pertamina menaikkan harga Pertamax Turbo yang sebelumnya Rp13.600 per liter menjadi Rp14.000 per liter untuk Jabodetabek dan Bali.

Kemudian harga Pertamina Dex dibanderol seharga Rp13.550 per liter dari sebelumnya Rp13.250.

Sementara Dexlite naik Rp500 dari harga sebelumnya Rp12.650 menjadi Rp13.150 per liter.