JAKARTA - Pelayanan jasa pengiriman barang yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia (Persero) menjadi referensi bagi perusahaan-perusahaan pos di wilayah Asia Pasifik untuk belajar bagaimana mengelola bisnis serupa di negara mereka.
Direktur Bisnis Kurir dan Logistik Pos Indonesia Siti Choiriana mengatakan perusahaannya menjadi referensi bagi perusahaan-perusahaan pos Asia Pasifik karena mereka tahu bahwa Indonesia memiliki populasi penduduk yang besar dan area operasional yang sulit karena tersusun oleh kepulauan.
"Meski tingkat kesulitan kami tertinggi, kami bisa manage dengan baik, maka seharusnya negara lain lebih bagus," ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip dari Antara, Kamis 13 Oktober.
Dalam forum The Asian-Pacific Postal Union (APPU) yang berlangsung di Bangkok, Thailand pada awal September lalu, terang Choiriana, semua negara berkewajiban menyelenggarakan jasa pos dengan baik sesuai aturan Postal Union International dan Indonesia adalah negara kepulauan terbanyak yang ikut dalam forum tersebut.
Menurutnya, jasa pos diukur secara internasional. Apalagi terkait paket ekspres pengiriman singkat, itu menjadi pembahasan tentang kepastian dan pengelolaan untuk memastikan semua jasa layanan berjalan baik.
"Kami diskusi sampai juga ke dalam cek juga platform-nya, IT system yang dipakai, orang-orang seperti apa, SOP bagaimana, kompetisi seperti apa," kata Choiriana.
Pos Indonesia mengklaim telah menjadi solusi layanan kurir dan logistik dengan menjangkau lebih dari satu juta UMKM dan 4.700 korporasi dengan dengan menguasai 7,1 persen pangsa pasar nasional sampai akhir Juli 2022.
Selain melayani jasa pengiriman ke 228 negara, perseroan juga melayani pengiriman ke daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Saat ini, Pos Indonesia telah memiliki lebih dari 10.000 armada, lebih dari 50.000 agen pos, 27.600 drop point. sekitar 10.000 kurir, 4.800 kantor pos, 151 gudang hingga 510 biller jasa keuangan dalam menunjang bisnis perseroan.
Choiriana mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki tingkat kompetisi yang paling berat dibandingkan negara lain karena ada lebih dari 700 perusahaan kurir di Indonesia saat ini dengan nama-nama yang beragam.
BACA JUGA:
Ia menilai jika industri sudah terlalu ramai, pengusaha domestik yang bergerak dalam bisnis tersebut sulit untuk bersaing dengan pengusaha asing. Bahkan perusahaan layanan pengiriman barang sekelas J&T yang kini masih menjadi yang terbesar di Indonesia bergabung dengan Alibaba dan Shopee untuk memperkuat bisnis mereka.
"Jadi kalau tadi nama-nama yang tidak terdengar harus berkompetisi dengan mereka pasti kalah. Akhirnya mereka mainnya small number," pungkas Choiriana.
Ia menegaskan bisnis yang dijalankan oleh Pos Indonesia punya keunggulan dibandingkan perusahaan-perusahaan pengiriman swasta di Indonesia terutama pengiriman hingga ke daerah 3T.
Saat ini, perseroan terus berupaya meningkatkan pelayanan dan nilai tambah agar konsumen semakin betah menggunakan jasa Pos Indonesia.