Rupiah Melemah, Mendag Zulhas Optimistis Tak Berdampak pada Harga Pangan
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah semakin melemah. Pada Selasa 11 Oktober, angkanya menuju ke level Rp15.331 per dolar AS.

Melihat kondisi itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan optimistis pelemahan rupiah tak akan menggangu harga pangan di dalam negeri. Terutama, pada komoditas-komoditas impor seperti gandum dan kedelai.

Lebih lanjut, Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan menjelaskan bahwa kedua komoditas itu sudah melewati harga tertingginya beberapa bulan lalu.

"Memang kita sudah melewati harga naik, misalnya gandum, kedelai, itu kan pesanan bulan Juli, Agustus datangnya sekarang, makanya harganya naik," katanya pada wartawan, di Kementerian Perdagangan, Selasa, 11 Oktober.

Zulhas mengatakan harga komoditas tersebut akan stabil. Hal ini mengingat pemerintah melakukan pemesanannya pada saat harga dunia sedang turun.

"Tapi yang pesanan sekarang itu harganya sudah turun, sudah panen raya. Saya kira harga akan stabil, tetapi kalau kedelai adapun harga yang tinggi itu kita subsidi Rp1.000 per kilogram," jelasnya.

Sekadar informasi, kedua komoditas tersebut memiliki porsi yang cukup besar dalam impor Indonesia. Karena itu, pelemahan rupiah bisa berdampak pada harga-harga komoditas impor, sehingga bisa ada kenaikan harga di dalam negeri.

Ekspor Terus Naik

Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengaku optimis dengan kinerja neraca perdagangan saat ini. Sehingga, dia merasa yakin dampak pelemahan rupiah tak akan terlalu mengganggu. Apalagi, kinerja perdagangan mengalami surplus.

"Surplus kita ini dalam kondisi yang angkanya cukup signifikan, di angka 34,89 miliar dolar AS, itu luar biasa, itu salah satu yang tertinggi dan saya yakin ini akan melewati rekor yang tahun lalu," ujar Jerry.

Lebih lanjut, Jerry mengatakan masih ada waktu sekitar empat bulan lagi hingga tutup tahun. Dengan asumsi neraca perdagangan surplus sebesar 2-3 miliar dolar per bulan, maka target rekor itu bisa dicapai di penghujung tahun ini.

"Nah saya tahu bahwa kondisi global mulai dari pasokan pangan, energi, konflik Ukraina dengan Rusia, dan lain-lain itu mungkin akan ada banyak dinamika dan impact. Tetapi kami optimis sekali lagi kinerja perdagangan itu akan terus naik," tuturnya.

Jerry mengatakan tingkat ekspor Indonesia akan terus mengalami kenaikan. Karena itu, Jerry optimistis kondisi perdagangan di dalam negeri akan baik-baik saja.

Meski begitu, Jerry tak merinci komoditas apa saja yang menjadi andalan di saat ini. Berdasarkan catatan, komoditas energi seperti batu bara dan minyak kelapa sawit (CPO) selalu menjadi andalan ekspor Indonesia.

"Kami optimis lah, di tengah banyak situasi global yang tidak pasti, tapi kita harus optimis karena kita harus tunjukkan kinerja perdagangan itu membaik," katanya.