Kemenperin: Industri Alat Kesehatan Perlu Dukungan Penuh agar Semakin Mandiri
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier mengatakan industri alat kesehatan perlu dukungan penuh agar makin mandiri.

Taufiek mengatakan keberhasilan industri dalam negeri memproduksi ventilator membutuhkan dukungan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk membeli produk dalam negeri (PDN) tersebut.

“Keberadaan industri ventilator di dalam negeri mendukung program substitusi impor alat kesehatan. Sebagaimana telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo untuk menggunakan produk-produk buatan dalam negeri, Kemenperin terus mendukung pertumbuhan dan kemandirian industri alat kesehatan," kata Taufiek lewat keterangannya di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat 7 Oktober.

Caranya, lanjut Taufiek, dengan memberikan berbagai kebijakan yang kondusif serta instrumen yang berpihak kepada industri alat kesehatan dalam negeri.

Pembelian PDN ventilator juga dinilai dapat mengoptimalkan potensi belanja pemerintah sebesar Rp400 triliun.

Dalam rangka Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), Kemenperin mengharapkan para pengguna anggaran mengutamakan pembelian ventilator produksi dalam negeri melalui katalog elektronik (e-katalog) LKPP.

Sebaliknya, Kemenperin mengharapkan industri dapat optimal dalam memenuhi pasar alat kesehatan dengan meningkatkan kualitasnya.

“Pemenuhan pasar dalam negeri juga akan memberikan kontribusi pada negara dan daerah berupa pajak, nilai tambah ekonomi, serta pemerataan distribusi ekonomi,” jelas Taufiek.

Dalam kegiatan Sosialisasi Ventilator Produksi Dalam Negeri yang diselenggarakan di Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu, Plt Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kemenperin M Arifin menyampaikan harapan Kemenperin agar para stakeholder di Jawa Timur dapat memberikan dukungan penuh terhadap industri alat kesehatan di dalam negeri. Diantaranya, yang dilakukan oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jawa Timur yang ikut berkolaborasi membantu produksi ventilator dalam negeri.

Kegiatan Sosialisasi Ventilator Produksi Dalam Negeri tersebut melibatkan berbagai stakeholder dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

Selain itu, Kementerian Kesehatan, Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin), akademisi, pelaku industri, dan perwakilan dari rumah sakit pemerintah maupun swasta.

“Kolaborasi ini merupakan kunci sukses dalam penguatan industri ventilator produksi dalam negeri,” tutupnya.