Bagikan:

JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo berpendapat skema keuangan campuran atau blended finance merupakan cara yang paling tepat untuk membiayai proyek hijau dan inklusif.

"Bukan hanya skema keuangan komersial atau keuangan sosial saja, tetapi skema keuangan campuran. Kami memiliki proyek yang merupakan kombinasi dari pendidikan serta mal komersial," ujar Perry dalam The 8th International Islamic Monetary Economics and Finance Conference and Call for Papers (8-IIMEFC) yang dikutip Antara, Rabu 5 Oktober.

Dalam pembiayaan, ia menjelaskan biasanya memang terdapat skema keuangan komersial yang sudah sangat dikenal masyarakat.

Namun, selain itu, terdapat pula pembiayaan sosial yang biasanya berbentuk keuangan syariah seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf produktif.

Guna merancang struktur keuangan, skema keuangan campuran, dinilainya, harus terus digali agar bisa menjadi salah satu bentuk transformasi perekonomian.

"Dengan begitu, struktur pembiayaan bisa terdiri dari surat berharga syariah negara (SBSN) alias sukuk yang dapat dikomersialkan, wakaf, atau zakat, infak, dan sedekah. Jadi, campuran keuangan komersial serta keuangan sosial," ucap dia.

Di sisi lain, Perry menuturkan skema keuangan campuran tersebut harus bisa terus dikampanyekan untuk bisa mengajak seluruh pihak berpartisipasi.

BI, setiap tahunnya, terus membuat kampanye ekonomi hijau melalui berbagai acara, yakni festival ekonomi syariah regional serta festival ekonomi syariah internasional.

"Mari berkampanye untuk mengubah perilaku, keyakinan, dan cara kita untuk maju. Jangan kembali ke cara lama dalam pembangunan ekonomi karena di era normal baru kini, kemajuan ekonomi selalu hijau, inklusif, dan digital," ujar Perry.