Komitmen Indonesia di G20: Dorong Digitalisasi untuk Keuangan Inklusif di Setiap Negara
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA – Presidensi G20 Indonesia menyatakan dukungan penuh pemanfaatan digitalisasi untuk berperan konkret bagi terwujudnya keuangan yang inklusif dan berkelanjutan bagi setiap negara. Selain itu, RI memandang penting pengembangan data granular khususnya pengembangan data kredit berdasarkan gender.

Hal tersebut mengemuka pada Simposium Tingkat Tinggi dalam rangkaian side event G20 Tim Kerja Global Partnership for Financial Inclusion (GPFI) di Yogyakarta hari ini.

Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, tersedianya infrastruktur pembayaran di seluruh lapisan masyarakat, dorongan pemanfaatan instrumen pembayaran digital, peningkatan literasi keuangan, serta penguatan perlindungan konsumen menjadi dorongan utama bagi inklusi keuangan.

Oleh karena itu dia menilai Presidensi G20 melalui GPFI memformulasikan kerangka inklusi keuangan untuk meningkatkan digitalisasi guna meningkatkan produktivitas bagi seluruh masyarakat dengan fokus pada perempuan, pemuda, dan UMKM.

“Sejalan dengan hal tersebut, BI telah mencetak 3 capaian yang mempermudah layanan keuangan di sektor pembayaran, yaitu QRIS yang mendorong pembayaran digital antar platform dan telah mengakomodasi 20,5 juta UMKM, BI-FAST yang memfasilitasi pembayaran digital secara cepat, aman, efisien dan tersedia setiap waktu, serta Standar Nasional Open API yang mendukung integrasi dan interoperabilitas layanan perbankan dan fintech,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Selasa, 4 Oktober.

Sementara itu Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa digitalisasi menjadi komponen kunci bagi ekonomi yang inklusif, terutama pada daerah remote untuk melakukan transaksi ekonomi dengan lebih efisien.

Kata dia, terdapat setidaknya enam aspek dalam ekosistem UMKM dimana digitalisasi dapat mengoptimalkannya, yaitu kebijakan, pembiayaan, SDM, modal, dukungan dan kultur.

“Pemerintah telah mengimplementasikan berbagai inovasi digital untuk mendorong UMKM termasuk pada aspek keuangan terkait pembayaran, pembukuan, dan pemasaran, serta upaya onboarding UMKM ke ekosistem digital,” ucapnya.

Di sisi lain, Ratu Maxima dari Belanda menyampaikan apresiasi kepada Presidensi Indonesia dan GPFI atas deliverables penting yang telah dihasilkan dalam upaya mendorong inklusi keuangan.

“Memperbaharui komitmen bersama untuk mendukung perempuan, pemuda, dan UMKM adalah hal yang esensial bagi pertumbuhan yang inklusif, merata, dan berkelanjutan,” tutur Ratu Maxima yang juga menjabat G20 GPFI Honorary Patron.

Simposium G20 ini menegaskan kembali pentingnya digital platform dalam menyediakan akses keuangan dan pinjaman secara efisien dan aman. Disamping itu, event ini juga menjadi sarana untuk belajar mengenai pengalaman negara lain dalam membangun ekosistem digital.

Diskusi turut menghadirkan para pakar dan praktisi nasional dan internasional yang berkaitan dengan inklusi keuangan antara lain Deputi Gubernur Bank Sentral Brazil, Direktur Bank Sentral China, Direktur Bank Dunia, hingga praktisi dan akademisi lain.