Bagikan:

JAKARTA - Kawasan hunian berbasis transportasi publik atau Transit Oriented Development (TOD) dinilai merupakan solusi untuk penataan perkotaan yang semakin memiliki keterbatasan lahan, seperti di Jakarta.

Menurut pengamat properti Ali Tranghanda, hal itu karena TOD mengoptimalkan fungsi lahan yang kian terbatas dan mahal, dengan basis transportasi publik di kawasannya.

Selain itu, lanjutnya, TOD menjadi relevan saat ini karena membuat waktu dan aktivitas masyarakat yang bekerja di kota, menjadi tidak banyak terbuang di jalan karena macet.

"Kalau kota semakin besar, artinya semua penduduk akan ke pinggir wilayah penyangga. Nah, warga penyangga ke Jakarta harus ada transportasi apakah MRT, LRT, ataupun kereta api. Ketika masuk ke Jakarta dia harus terkoneksi dengan simpul-simpul TOD yang lebih lengkap," katanya dikutip dari Antara, Jumat 30 September. 

Hunian vertikal TOD seperti itu, tambahnya, akan menjadi nilai tambah yang layak diperhitungkan untuk investasi ke depannya.

Menurut Analis Perekonomian Subbidang Perkeretaapian, Kedeputian Bidang Kemaritiman dan Investasi, Sekretariat Kabinet RI Mayke Kristika Antony Putri semakin kompleksnya kemacetan lalu lintas dan tingginya biaya yang harus dikeluarkan akibat konsumsi BBM secara berlebih.

Kondisi tersebut memerlukan solusi konkret yang dapat meminimalkan ketergantungan penggunaan kendaraan pribadi dan meningkatkan pemanfaatan transportasi publik.

“Salah satu solusinya yaitu merancang pembangunan kawasan berbasis Transit Oriented Development (TOD)," katanya seperti dikutip dari laman setkab.go.id.

Konsep TOD mengintegrasikan desain ruang kota untuk menyatukan orang, kegiatan, bangunan, dan ruang publik melalui konektivitas yang mudah dengan berjalan kaki ataupun bersepeda serta terintegrasi dengan transportasi publik ke seluruh kota.

Merujuk Permen Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN No 16 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit, Mayke mengatakan, konsep kawasan TOD merupakan perancangan kota yang berkelanjutan untuk masyarakat dan dapat menjadi salah satu alternatif perancangan kota untuk pertumbuhan perekonomian daerah karena menggabungkan area hunian dengan komersial.

Dikatakan Mayke, perkembangan kota yang berorientasi TOD berpotensi untuk mengurangi biaya transportasi rumah tangga dan mengatasi permasalahan lingkungan. Prinsip TOD menempatkan sarana komersial, permukiman, perkantoran, fasum dan fasos dalam jarak tempuh yang dekat.

"Beberapa negara di Amerika Latin, Jepang, Hongkong dan Singapura sudah menerapkan konsep hunian TOD,” ujarnya.