Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan menyebutkan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara merupakan wujud pembangunan berorientasi transit atau Transit Oriented Development (TOD) sesungguhnya yang memudahkan mobilitas masyarakat dari hunian ke tempat kerja.

"Kalau ada yang menyampaikan bahwa IKN adalah TOD yang sesungguhnya, maka hal itu memang benar adanya. Ini harus kita bangun dan wujudkan secara terarah," ujar Direktur Jenderal Perumahan Iwan Suprijanto dalam seminar TOD, di Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis 2 Maret.

Iwan juga menambahkan, salah satu key performance indicator (KPI) dari pembangunan IKN adalah masyarakat bisa 10 menit berjalan kaki dari hunian ke area perkantoran dan publik.

"Caranya adalah dengan melakukan penataan ruang IKN itu sendiri dengan orientasi konsep TOD," katanya lagi.

Menurut Iwan, IKN menjadi solusi karena pemindahan IKN ke Kalimantan Timur harus dimulai dengan pembangunan konsep baru, supaya tidak terjadi masalah-masalah di kemudian hari.

Hal itu bertujuan supaya bagaimana konsep pembangunan IKN sudah bisa mengakomodir konsep TOD tersebut.

Sebelumnya, konsultan properti Knight Frank Indonesia mengungkapkan proyek pembangunan hunian vertikal yang terintegrasi di IKN Nusantara dapat menjadi arahan untuk membangun kota secara terpadu (compact city) bagi wilayah-wilayah lainnya di Indonesia.

Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat mengatakan, tujuan akhir dari pembangunan kota terpadu adalah efisiensi dari kota tersebut sehingga mobilitas dapat dikendalikan, di mana ruang-ruang yang terintegrasi antara fungsi permukiman dengan komersial serta fungsi-fungsi pendukungnya.

Konsep pembangunan perumahan di IKN mengikuti rencana fungsi tata ruang yang meliputi kawasan fungsi campuran (mixed-used) dan heterogenitas demografi di IKN Nusantara. Kawasan fungsi campuran mengacu pada penciptaan berbagai kegiatan dan fungsi dalam satu area lingkungan binaan (built environment).

Heterogenitas demografi mengacu pada penciptaan percampuran penduduk berdasarkan karakteristik, seperti usia, pekerjaan, pendapatan, etnis, dan ras.